PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur digital dan telekomunikasi independen, berhasil mencatatkan kinerja cemerlang dan di atas rata-rata industri pada periode Januari – September 2022.
Pendapatan Perseroan selama periode 9 bulan pertama tahun 2022 ini naik 11,5% secara tahunan menjadi Rp5,6triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp5,02 triliun. Lonjakan pendapatan itu mendongkrak laba bersih perusahaan melesat 18,1% menjadi Rp1,22 triliun dibandingkan sebelumnya Rp1,03 triliun. Begitu juga dengan EBITDA yang mengalami kenaikan sebesar 15.7% menjadi Rp.4.4 triliun.
Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, Theodorus Ardi Hartoko, menyatakan bahwa Mitratel terbukti memiliki track record yang baik dalam pengembangan bisnis tower sejak tahun 2010 baik secara organik maupun inorganik. Pertumbuhan bisnis perusahaan di periode kuartal I – III 2022 tercatat terus konsisten tumbuh lebih besar dari pertumbuhan industri dengan menorehkan rata-rata pendapatan selama 5 tahun atau Compound Annual GrowthRate 2017-2021 (CAGR) sebesar 14%. Hal inilah yang menjadikan profitabilitas Mitratel naik lebih signifikan dibandingkan tahun lalu. Ke depan kami meyakini EBITDA semakin meningkat seiring besarnya peluang pertumbuhan kolokasi di menara Mitratel, terutama di luar Jawa,” ungkap Theodorus yang biasa disapa Teddy dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (31/10/2022).
Teddy menjelaskan, margin EBITDA dan margin laba bersih pada kuartal III perseroan tahun ini meningkat masing-masing menjadi 78,5% dan 21,9%. Kontributor utama dari peningkatan laba ini adalah margin EBITDA dari portofolio penyewaan menara yang meningkat 85,1% dan margin laba bersihnya meningkat 23,4%. Adapun pendapatan dari sewa menara di periode Januari-September 2022 melesat 12,9% menjadi Rp5,07 triliun.
“Mitratel memastikan kinerja bisnis penyewaan menara perseroan kompetitif dibandingkan industri. Selain itu, Mitratel terus meningkatkan profitabilitas di bisnis lainnya,” Lanjut Teddy.
Seiring positifnya kinerja pendapatan dan laba perusahaan, aset perusahaan tercatat meningkat 37% menjadi Rp54,9 triliun dan ekuitas juga meningkat 124% menjadi Rp33,2 triliun. Adapun liabilitas MTEL pada September2022 berhasil turun 14,1% menjadi Rp21,7 triliun.
Perusahaan Independen Menara Terbesar di Asia Tenggara Positifnya kinerja keuangan Mitratel hinggal kuartal III 2022 didukung oleh fundamental bisnis perusahaan, terutama dari sisi kinerja operasional. Teddy menjelaskan pada kuartal III ini perusahaan telah berhasil mengakuisisi 6.000 tower milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Aksi korporasi ini telah menjadikan Mitratel sebagai perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dengan kepemilikan 35.051 tower 50.390 tenant.
Aksi inorganik yang agresif dibarengi dengan perkembangan organik membuat Mitratel mengalami pertumbuhan tower dan tenant terbesar di Indonesia.
Teddy menjelaskan penambahan jumlah tower ini menjadi modal kuat bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi dan mendukung akselerasi implementasi jaringan 5G di Indonesia. Langkah ini juga memberikan peluang positif bagi operator telekomunikasi dan para tenant untuk memperluas jangkauan layanannya, termasuk bisnis penunjang lainnya.
“Untuk bisnis jaringan fiber optik, kami menargetkan dapat menyelesaikan pembangunan jaringan sepanjang 9.000 kilometer hingga akhir tahun 2022. Jaringan fiber optik merupakan solusi connectivity berkapasitas tinggi untuk mendukung implementasi jaringan 5G. Hal ini sejalan dengan pengembangan bisnis kami menuju Digital Infrastructure Company, “tutur Teddy.
Teddy menambahkan bahwa Mitratel telah menyiapkan solusi terlengkap untuk seluruh operator telekomunikasi di Indonesia dengan skema bisnis yang menarik, yakni memberikan bundling solution berupa tower, konektivitas, edge computing dan power to tower. Apalagi, ditambah 58% lokasi tower Mitratel berada di luar Jawa dan remote area yang memiliki peluang perluasan jangkauan bagi operator telekomunikasi. Diharapkan keunggulan Mitratel ini dapat memberikan kemudahan kepada seluruh operator untuk mengembangkan jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia, khususnya di luar Jawa.