Laba bersih alias laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk PT PP Tbk (PTPP) anjlok 92,22% secara tahunan (yoy) dari Rp 171,16 miliar menjadi Rp 13,32 miliar.
Salah satu penyebab turunnya laba PTPP adalah pendapatan yang turun 31,11% yoy dari Rp 4,95 triliun menjadi RP 3,41 triliun.
Sementara beban pokok di kuartal I-2020 tercatat sebesar Rp 3,08 triliun. Dus, laba kotor PTPP juga tercatat turun 48,51% dari Rp 638,06 miliar menjadi Rp 328,58 miliar.
Laba semakin tertekan karena adanya kenaikan beban keuangan hingga 53,43% yoy dari Rp 117,9 miliar menjadi Rp 180,9 miliar serta beban lainnya yang meningkat 115,72% dari Rp 19,27 miliar menjadi Rp 41,57 miliar.
Seluruh komponen pendapatan PTPP mengalami penurunan kecuali divisi pra-cetak dan energi. Porsi pendapatan terbesar adalah jasa konstruksi yang turun dari Rp 3,95 triliun menjadi Rp 2,72 triliun.
Porsi tersebut setara 79,77% dari total pendapatan PTPP. Sementara divisi pra-cetak (precast) mengalami kenaikan 168,17% dari Rp 20,32 miliar menjadi 54,52 miliar. Divisi energi naik 14,38% yoy dari Rp 24,97 miliar menjadi Rp 28,56 miliar.
Sepanjang kuartal I-2020 PTPP membukukan pendapatan terbesar dari PT Angkasa Pura I (persero) sebesar Rp 418,12 miliar, PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV) sebesar Rp 257,97 miliar, PT Jasamarga Manado Bitung Rp 233,96 miliar dan PT Marga Sarana Jabar Rp 184,86 miliar.
Sementara itu saldo kas dan setara kas pada akhir periode tercatat turun dari Rp 9,1 triliun menjadi Rp 6,94 triliun. Penurunan disebabkan oleh kas operasional yang negatif Rp 1,94 triliun dan PTPP mengeluarkan dana Rp 563,16 miliar untuk aktivitas investasi.
Sedangkan utang PTPP tercatat mencapai Rp 40,56 triliun, terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp 28,29 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp 12,27 triliun. Ekuitas PTPP tercatat sebesar Rp 14,16 triliun.
Sumber Kontan, edit koranbumn