PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mulai menikmati hasil dari penanaman modal lewat entitas ventura bersama atau perusahaan patungan. Sepanjang tahun lalu, laba dari entitas perusahaan patungan telah menyelamatkan kinerja laba bersih perseroan.
Pada 2019, perseroan membukukan laba bersih senilai Rp663,8 miliar, naik 3,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba usaha Adhi Karya sebetulnya turun 19,84 persen, dipicu penurunan pendapatan yang turun 2,22 persen menjadi Rp15,3 triliun sedangkan di sisi lain beban usaha naik 26,34 persen.
Namun, Adhi Karya bisa bernafas lega. Laba ventura bersama mengalami kenaikan signifikan 152,93 persen menjadi Rp340,16 miliar. Sementara beban lainnya-bersih turun 77,96 persen menjadi Rp53,31 miliar pada periode yang sama. Kombinasi kedua pos tadi membuat laba bersih tetap tumbuh.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho mengakui kedua pos tadi menjadi penopang perolehan laba perseroan pada 2019, khususnya bagian laba dari perusahaan patungan atau joint venture (JV).
Parwanto menjelaskan JV yang berkontribusi paling besar terhadap bagian laba ventura bersama adalah JV dengan Jaya Konstruksi. Keduanya berkongsi dalam menggarap proyek jalan tol Pulogebang-Sunter, bagian dari proyek 6 ruas tol dalam kota Jakarta. Kongsi dengan Kaya Konstruksi menghasilkan laba Rp99,6 miliar.
Selain itu, proyek PLTU Tanjung Selor menyumbang Rp66,4 miliar dan proyek Pelabuhan Patimban berkontribusi Rp57 miliar. proyek irigasi Pringsewu dan proyek EPCC relolasi Flare BPP-II & New Flare HCC RDMP juga berkontribusi masing-masing Rp41,3 miliar dan Rp40,8 miliar.
Parwanto menuturkan, meski 2020 diprediksi akan menjadi periode menantang, perseroan tetap optimistis dapat mencapai target pertumbuhan kinerja yang ditetapkan. Perseroan tahun ini menargetkan pendapatan usaha Rp22,7 triliun dan laba bersih Rp704 miliar. Tahun ini, perseroan juga menargetkan kontrak baru dapat mencapai Rp35 triliun.
“Pada 2020 ini, dengan berbekal order book per Maret 2020 sebesar Rp31,4T, kami masih optimis dapat mencapai pertumbuhan kinerja yang ditargetkan,” ujarnya
Hingga Maret, emiten berkode saham ADHI ini membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp2,5 triliun, sejalan dengan target Rp2,4 triliun untuk kuartal I/2020. Sementara itu, dari total order book atau kontrak yang dihadapi hingga sebesar Rp34,1 triliun, diperkirakan Rp12 triliun dapat diserap ke dalam produksi tahun ini.
Sumber Bisnis, edit koranbumn