PT PLN (Persero) membukukan laba periode berjalan senilai Rp273,06 miliar pada sepanjang semester I/2020 atau terjun bebas 96,28 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp7,35 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan PLN semester I/2020, pendapatan usaha PLN mencapai Rp139,77 triliun atau tumbuh 1,63 persen dari realisasi periode yang sama tahun lalu, yakni Rp137,52 triliun.
Pendapatan terbesar berasal dari penjualan listrik yang naik sebesar 1,46 persen atau sebesar Rp135,41 triliun. Selebihnya, pendapatan berasal dari penyambungan pelanggan senilai Rp2,9 triliun dan lain-lain.
Adapun beban usaha PLN tercatat mencapai Rp149,92 triliun atau turun 1,69 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 152,5 triliun.
Merosotnya laba perseroan di paruh pertama tahun ini disebabkan oleh belum dicatatkannya pendapatan kompensasi dari pemerintah atas penggantian biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik beberapa golongan pelanggan yang tarif penjualan tenaga listriknya lebih rendah dibandingkan BPP, dan belum diperhitungkan dalam subsidi.
Dalam catatan laporan keuangan PLN, akrual atas pendapatan kompensasi atas kekurangan penerimaan perusahaan akibat penyesuaian tarif tenaga listrik untuk periode 6 bulan yang berakhir 30 Juni 2020 yang belum diakui tersebut adalah senilai Rp7,96 triliun.
Selain itu, perseroan juga membukukan rugi kurs hingga Rp7,79 triliun. Periode yang sama tahun lalu, perseroan membukukan laba kurs senilai Rp5,03 triliun. Perseroan juga mencatatkan beban keuangan senilai Rp13,7 triliun untuk paruh pertama tahun ini.
Sumber Bisnis, edit koranbumn