PT Taspen (Persero) mencatatkan kenaikan laba hasil kinerja sepanjang tahun 2017 sebesar 192 persen dibanding pencapaian tahun 2016. Pencapaian laba bersih Taspen sebesar Rp 721,73 miliar sepanjang tahun 2017 melampaui pencapaian tahun 2016 sebesar Rp 247,25 miliar, salah satunya kunci keberhasilan dengan menekan beban usaha yang sudah ada di Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dari yang diperkirakan sebesar Rp 1,5 triliun menjadi hanya Rp 1,3 triliun.
” Proyeksi-proyeksi keuangan yang ditetapkan mencapai target bahkan ada banyak yang terlampaui di tahun 2017. Tahun ini menjadi tahun dengan kinerja yang unggul bagi Taspen,” kata Direktur Utama Taspen, Iqbal Latanro.
Menurut Dirut Taspen juga, Taspen membukukan aset sebesar Rp 230,38 miliar sepanjang tahun 2017 berarti tumbuh 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 198,62 miliar.
“Pertumbuhan aset Taspen ini mengungguli pertumbuhan aset industri asuransi dan BPJS sebesar 6,5 persen, (laporan triwulan III 2017, OJK),” ujar Iqbal.
Akumulasi pertumbuhan aset Taspen ditopang dari pilihan aset investasi yang menguntungkan dan aman terdiri atas obligasi, sukuk, dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragunan Aset (KIK EBA) sebesar Rp 148,8 triliun tumbuh sebesar 19 persen. Deposito Taspen juga tumbuh sebesar 54 persen senilai Rp 43,43 triliun. Sementara saham, reksadana, dan lain-lain tumbuh sebesar 18 persen sebesar Rp 17,38 triliun.
Hasil investasi yang dicapai pada tahun 2017 tercatat senilai Rp 16,81 triliun, tumbuh 11 persen dibandingkan pada tahun 2016 sebesar Rp 15,21 triliun.
Taspen memiliki lebih dari 20 instrumen investasi termasuk di sektor infrastruktur seperti, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT KAI (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Pelindo I (Persero), PT PLN (Persero), PT Moratelindo, PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata Tbk.
Selain itu, Taspen juga memiliki KIK EBA Bank BTN, PT Jasa Marga (Persero), PT Indonesia Power, dan instrumen project bond pada PT Marga Lingkar Jakarta.
Sedangkan investasi dalam bentuk reksadana pada Reksadana Trimegah, reksadana pendapatan tetap PT Danareksa (Persero), serta investais langsung pada PT Marga Mandala Sakti dan pada PT Waskita Toll Road.
Klaim dan Anak Perusahaan
Sepanjang tahun 2017, jumlah Jaminan Kematian Taspen naik sebesar 18 persen dan Tabungan Hari Tua naik sebesar 19 persen sehingga total premi atau iuran yang berhasil dihimpun mengalami pertumbuhan sebesar 4 persen menjadi Rp7,81 triliun.
Taspen telah melakukan kewajiban pembayaran klaim tercatat sebesar Rp 9,61 triliun atau meningkat 18 persen dibandingkan dengan tahun 2016 terdiri atas Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar Rp 8,42 triliun, Jaminan Kecelakan Kerja (JKK) Rp 300 miliar dan Jaminan Kematian (JKM) Rp 890 miliar..
Kenaikan klaim Program Jaminan Kecelakaan Kerja (PJKK) tercatat sebesar 242 persen, juga berdampak pada meningkatnya total jumlah klaim Jaminan Kematian hingga 18 persen di atas RKAP, dikarenakan tingginya tingkat kematian ASN aktif ,
Kinerja anak perusahaan yang melampaui target ikut mendongkrak pencapaian laba Taspen di tahun 2017. Hasil investasi atas perolehan laba Bank Mantap yang dikelola bersama dengan Bank Mandiri dan Pos Indonesia melampaui target sebesar 498 persen, laba anak perusahaan Taspen Property Indonesia yang melampaui target sebesar 27 persen dan laba Taspen Life yang melampaui target sebesar 5 persen.
Dikutip berbagai sumber
Editor : Erik Y Aradena / koranbumn01