PT Srana Multi Infrastruktur (Persero) mengakui pandemi sempat membuat beberapa debiturnya limbung.
Seperti diketahui, PT SMI merupakan tangan kanan pemerintah dalam pembiayaan infrastruktur dasar dan sosial ke pemerintah daerah, serta proyek-proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Perusahaan pembiayaan infrastruktur pelat merah ini tercatat telah memfasilitasi pinjaman dengan total komitmen sebesar Rp10,65 triliun kepada 21 daerah di Indonesia, Rp15 triliun kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, serta PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Direktur Manajemen Risiko PT SMI Faris Pranawa menjelaskan untuk pembiayaan infrastruktur kepada Pemda, pengawasan memang merupakan keniscayaan.
“Upaya pencegahan atau memastikan penggunaan dana optimal, kita lakukan tahap sebelum, selama pelaksanaan proyek, dan sesudah selesai. Kita juga melibatkan pihak seperti inspektorat daerah, kejaksaan, dan kita juga dispatch pengawas untuk memastikan proyek itu ter-deliver dengan baik,” ungkapnya, Rabu (30/12/2020).
Adapun untuk BUMN, Faris mengungkap PT SMI memilih proyek-proyek yang potensial untuk tumbuh di 2021, walaupun tampak terdampak Covid-19 pada 2020.
Misalnya, dalam portfolionya, transportasi kereta api masih akan menjadi tumpuan masyarakat, Garuda untuk penerbangan haji dan umrah ke depan, serta untuk Krakatau Steel merupakan salah satu support negara untuk industri baja.
“Makanya kita model pembiayaannya tidak seperti perbankan biasa. Kita ini lebih sebagai investor quasi shareholder, kita memberikan pembiayaan dan kita set kinerja yang harus mereka capai, seperti pembayaran pokok dan bunga, proses turn around, serta perbaikan operasional,” ujarnya.
Namun demikian, Faris mengungkap bahwa kualitas aset PT SMI secara keseluruhan sebenarnya masih baik, penyaluran kredit sepanjang 2020 mencapai Rp106,76 triliun dan outstanding Rp61,94 triliun, nonperforming loan (NPL) net masih di angka 0,13 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn