Dalam aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue ini, GMFI berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 124,26 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp25 per lembar.
Meski demikian, jumlah pasti saham dan harga pelaksanaan akan ditetapkan kemudian dalam prospektus sesuai dengan ketentuan POJK 32/2015 dan Peraturan I-A.
Manajemen GMFI menyampaikan API bakal berpartisipasi dalam aksi korporasi tersebut dengan menyetorkan lahan seluas 972.123 meter persegi di kompleks GMF, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
Skema ini dilakukan dengan pengalihan HMETD milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) kepada API melalui perjanjian jual beli HMETD. Selanjutnya, API akan melaksanakan rights issue tersebut dengan mekanisme setoran inbreng aset.
“Dengan demikian, setelah rencana PMHMETD dilaksanakan, API akan memiliki sejumlah saham pada perseroan,” tulis manajemen GMFI melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (17/9/2025).
Manajemen memperkirakan inbreng akan memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan. Optimalisasi aset, perbaikan ekuitas, serta pengembangan bisnis perawatan pesawat menjadi target utama dari program ini.
Inbreng yang dilakukan API juga akan memperbaiki ekuitas GMFI dari posisi negatif US$248,99 juta menjadi negatif US$102,86 juta. Lebih jauh, aksi ini berpotensi meningkatkan aset tetap perseroan sebesar Rp5,66 triliun atau setara US$351,86 juta.
“Pelaksanaan PMHMETD akan memberikan dampak langsung berupa peningkatan aset tetap perseroan setidaknya sejumlah Rp5.664.912.000.000 [Rp5,66 triliun] yang berasal dari penyertaan modal nontunai berupa aset API,” ungkap manajemen.
Rasio keuangan GMFI juga diproyeksi terdorong dengan current ratio naik dari 87,91% menjadi 90,69% dan return on equity (ROE) berbalik dari -3,52% menjadi 8,52%. Meski demikian, return on asset (ROA) dan return on investment(ROI) diperkirakan menurun.
Sementara itu, untuk memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku, rencana transaksi rights issue akan meminta persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 24 Oktober 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
















