Dompet digital pelat merah LinkAja (PT Fintek Karya Nusantara) mengaku berencana memperbesar lini bisnis di samping aktivitas utamanya sebagai layanan pembayaran, salah satunya bidang pinjaman online (pinjol) sektor produktif.
Hal ini terungkap dalam hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) LinkAja, yang di antaranya berisi penunjukkan jajaran direksi baru dan menajamkan strategi bisnis baru LinkAja.
Sebagai CEO baru yang ditunjuk melalui RUPST, Yogi Rizkian Bahar menyampaikan bahwa LinkAja bakal memperkuat peran sebagai satu-satunya perusahaan keuangan digital pelat merah, yang menyimpan potensi signifikan untuk menyasar dan mendukung ekosistem BUMN Indonesia melalui layanan finansial digital yang komprehensif.
“Dengan arahan bisnis baru yang lebih fokus, serta membangun fundamental bisnis, kami percaya bahwa LinkAja akan bertumbuh lebih pesat dan optimal, serta memberikan kontribusi positif pada proses akselerasi inklusi keuangan di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (24/6/2022).
Salah satu lini bisnis yang akan jadi fokus, yaitu layanan permodalan, buah akuisisi terhadap tekfin pendanaan bersama (P2P lending) PT iGrow Resources Indonesia atau iGrow di akhir April 2021 silam.
“Berawal dari usaha sistem pendanaan untuk para petani di Indonesia, kini layanan yang dinamakan Modalin tersebut akan lebih memfokuskan diri dalam menyediakan bantuan pendanaan bagi beragam bisnis yang berada di bawah naungan BUMN dan kemitraan dengan LinkAja,” jelasnya.
Sebagai gambaran, Chief Operation Officer LinkAja Widjayanto Djaenudin sempat mengungkap bahwa rencana ini telah terealisasi dalam bentuk penyediaan akses permodalan ke ekosistem distributor pulsa Telkomsel, yang totalnya berjumlah 400.000 outlet.
Strategi menggandeng Telkomsel dipilih sebagai langkah awal, karena Telkomsel merupakan induk usaha LinkAja yang kebetulan memiliki ekosistem merchant potensial. Oleh sebab itu, ke depan akses pinjaman modal kerja ini juga akan diperluas untuk ekosistem korporasi lain yang dekat dengan LinkAja.
“Setelah sukses di ekosistem penjual pulsa Telkomsel, kami akan replicate skema permodalan UMKM ini buat ekosistem closed-loop LinkAja yang lain,” ujarnya ketika ditemui Bisnis pada kisaran akhir tahun lalu.
Adapun, sebagai dompet digital, LinkAja telah mendapatkan persetujuan sebagai e-wallet dari Bank Indonesia pada 2021, untuk dapat terus mengembangkan lebih banyak layanan keuangan.
LinkAja telah memfasilitasi program yang dijalankan oleh pemerintah, antara lain sebagai media penyaluran gaji maupun insentif pegawai BUMN, dan sarana penyaluran dana bantuan pemerintah seperti dana insentif Kartu Prakerja yang mencakup 33 provinsi dan 514 kabupaten/kota.
Selain itu, LinkAja juga mendapat lisensi e-retailer dari Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), yang memungkinkan perusahaan bukan hanya sebagai penyedia jasa pembayaran, namun juga dapat terus melakukan ekspansi bisnis ke sektor riil.
Terkait dukungan terhadap pelaku bisnis mikro dan ultra mikro, LinkAja telah digunakan sebagai alat pembayaran resmi oleh para penjual pulsa di platform DigiPOS yang mayoritas tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, lebih dari 9.500 para penjual toko kelontong/warung di bawah naungan Sampoerna Retail Community telah menggunakan LinkAja sebagai alat bayar yang menghubungkan bisnis, dari pemilik warung, hingga pembeli.
Pengembangan lini bisnis lain LinkAja, salah satunya lewat mengembangkan jaringan untuk memperkuat posisi sebagai pemasok digital goods, seperti token listrik, air, tagihan internet, voucher, dan lain-lain, untuk ekosistem BUMN, maupun ekosistem digital lainnya.
Selain dengan ekosistem BUMN, LinkAja juga bekerjasama secara strategis dengan berbagai pihak, misalnya dengan Grab dan Gojek melalui afliasinya, yang notabene juga merupakan pemegang saham LinkAja.
Sumber bisnis, edit koranbumn