Sejarah listrik di Indonesia menyala pertama kali di Kawasan Gambir, Jakarta Pusat pada tahun 1897. Berawal dari perusahaan listrik Hindia Belanda yang bernama Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM).
Listrik menyala pertama kali di Gambir dengan mengandalkan tenaga uap. Pembangkit Listrik Tenaga UAP (PLTU) dibangun di tepi Sungai CIliwung. Dengan kekuatan sekitar 7.500 kW, pembangkit ini bisa memasok kebutuhan listrik untuk wilayah Jakarta (dulu Batavia) dan sekitarnya.
Keberadaan PLTU ini, karena kini keberadaannya sudah tidak ada di sana. Sejarah lahirnya akses listrik di Indonesia kemudian disusul dengan daerah lainnya seperti Surabaya, Semarang, Bandung, dan beberapa daerah lainnya di Pulau Jawa.
Sejarah pengelolaan kelistrikan di jaman Hindia Belanda kemudian harus beralih saat Indonesia dijajah oleh Jepang. Beberapa fasilitas listrik yang sudah terbangun rusak dan kemudian diambil alih. Perusahaan listrik swasta milik Belanda yang berada di Pulau Jawa kemudian berganti nama menjadi Djawa Denki Djigjo Kosja.
Namun masa jayanya tak bertahan lama. Djawa Denki Djigjo Kosja hanya bertahan sampai Jepang menyerah pada sekutu pada tahun 1945. Kemudian pengelolaan listrik di Indonesia dirubah oleh Pemerintah Indonesia dan sekaligus membentuk Djawatan Listrik dan Gas Bumi.
Sumber KemenESDM , edit koranbumn