Bicara tentang Kawasan Kota Tua Sunda Kelapa di utara Jakarta memang tidak ada habisnya, nuansa masa lampau yang sarat sejarah dan cerita di setiap sudutnya merupakan daya tarik yang abadi.
Beberapa usaha telah dilakukan untuk merevitalisasinya dan usaha terbaru dilakukan dalam bentuk kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (BUMN dan BUMD) dalam merevitalisasi Kota Tua dan Sunda Kelapa melalui joint venture yang bertujuan membangkitkan kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa menjadi destinasi wisata kelas dunia.
Kolaborasi yang melibatkan ITDC, JXB dan MITJ ini dipercaya akan mengoptimalkan usaha peremajaan Kota Tua dan Sunda Kelapa. Nantinya revitalisasi tidak dilakukan hanya pada bangunan-bangunan saja tapi pada seluruh kawasan seluas lebih dari 240 hektar ini.
Bicara daya tarik, apa saja landmark yang menjadi primadona di kawasan Kota Tua dan Sunda Kelapa? Tentunya karena dulu kawasan ini merupakan pusat pemerintah sekaligus perdagangan VOC maka tidak heran banyak bangunan khas kolonial menghiasi kawasan ini.
Sebut saja Museum Fatahillah yang dulu adalah Balai Kota dan Kantor Pemerintahan Gubernur Batavia. Sementara itu, Museum Bank Indonesia dulunya berfungsi sebagai rumah sakit bernama Binnen Hospital. Kemudian, pada tahun 1828, bangunan ini dialihfungsikan menjadi sebuah bank bernama De Javasche Bank, lalu pada paska kemerdekaan RI, bank ini difungsikan sebagai Bank Sentral Indonesia sampai 1962 beralih fungsi sebagai Museum Bank Indonesia.
Ada pula Museum Wayang yang awalnya bangunan ini berfungsi sebagai sebuah gereja bernama De Oude Hollandsche Kerk (Gereja Lama Belanda) yang pada 1808 hancur karena gempa bumi. Di atas reruntuhan inilah dibangun Museum Wayang yang sekarang berdiri dan menyimpan banyak koleksi wayang nusantara. Ada juga beberapa gedung perusahaan tempo dulu seperti Gedung Cipta Niaga dan Gedung Kerta Niaga yang saat ini menjadi rumah bagi berbagai eksibisi seni dan bisnis kreatif.