Literasi ITDC membahas perkembangan pariwisata Indonesia setelah masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia pada awal abad ke-19.
Pada masa itu, daerah Hindia Belanda (Indonesia) mulai berkembang menjadi daya tarik bagi para pendatang yang berasal dari Belanda. Gubernur Jenderal pada saat itu memutuskan pembentukan biro wisata yang disebut Vereeeging Toeristen Verkeer (VTV) yang gedung kantornya juga digunakan untuk maskapai penerbangan Koninklijke Nederlansch Indische Luchtfahrt Maatschapijj (kini disebut dengan KLM) pada tahun 1910 di Batavia (Jakarta).
Dikarenakan perdagangan antar benua Eropa dan Asia, perkembangan pariwisata di Indonesia tumbuh semakin pesat dengan banyak bermunculan agen-agen perjalanan, salah satu nya Linssonne Lindeman (LISLIND) di Jakarta yang sekarang di kenal sebagai Netherlanshe Indiche Touristen Bureau (NITOUR) dan juga banyak berdiri sarana pendukung seperti hotel, yakni Hotel des Indes di Batavia (sekarang menjadi area komersial Duta Merlin), Hotel Oranje di Surabaya (sekarang Hotel Majapahit), dan Hotel De Boer di Medan (sekarang Hotel Inna Dharma Deli).
Tahun 1913, VTV membuat buku panduan mengenai objek wisata di Indonesia dalam bahasa inggris yang isinya meliputi daerah wisata di Jawa, Bali, Lombok dan Sumatera. Sejak saat itu, Bali mulai dikenal oleh wisatawan mancanegara dan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara meningkat hingga lebih dari 100% pada tahun 1927.
Sumber ITDC, edit koranbumn