Di Tambak Sari, Semarang pada 17 Juni 1864. Pembangunan ditandai pencangkulan pertama oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L. A. J. W. Baron Sloet van de Beele. Suasana ramai orang menonton, diiringi musik militer serta tabuhan gamelan.
Ayunan cangkul orang nomor satu di Hindia Belanda tersebut turut menandai pembangunan Stasiun Semarang, stasiun pertama di Indonesia. Di komplek stasiun dibangun pula bengkel kereta api (balai yasa) oleh arsitek kenamaan Semarang, J. Hudig.
Tahap awal pembangunan ini mengerahkan 2.000-2.200 orang kuli. Material besi dari Belanda sempat mengalami keterlambatan, pun datangnya musim penghujan. Alhasil pembangunan tersendat.
Akhirnya, Semarang-Tanggung dengan panjang 25 km dapat dibuka pada 10 Agustus 1867. Selanjutnya diteruskan sepanjang 9 km ke Kedungjati, diresmikan pada 19 Juli 1868. Berurutan, tempat perhentian yang dibangun meliputi Stasiun Semarang, Halte Alastua, Halte Brumbung, Halte Tanggung dan Stasiun Kedungjati.
Sumber KAI, edit koranbumn
















