PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melaporkan laba unit usaha syariah (UUS) mencapai Rp 164,1 miliar sepanjang kuartal I 2024, melonjak 56,1% secara tahunan (yoy).
Laba bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang meningkat 20% menjadi Rp 39,1 triliun pada kuartal I/2024, dibandingkan dengan Rp 32,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan dua digit juga terlihat pada penghimpunan DPK BTN Syariah, yang mencapai 20,3% yoy menjadi Rp 42,9 triliun.
Pada periode yang sama, BTN Syariah membukukan peningkatan aset sebesar 17,9% yoy menjadi Rp 54,8 triliun pada kuartal I/2024. “BTN Syariah terus bertumbuh secara konsisten sebagai pemain kuat di salah satu ceruk bisnis yang sangat menarik di pasar perumahan domestik,” kata Nixon, Kamis (25/4/2024).
Pertumbuhan bisnis BTN Syariah seiring dengan rencana pemisahan unit atau spin off dengan induknya. Dalam proses tersebut, BTN syariah membidik Bank Muamalat untuk menjadi “cangkang” agar bisa berdiri menjadi bank umum syariah (BUS).
Saat ini bank dalam proses uji tuntas atau due dillegence dengan BankMuamalat. Corporate Secretary Bank Muamalat Hayunaji mengungkapkan bahwa proses tersebut belum selesai.
“Dapat kami sampaikan bahwa saat ini proses due diligence masih terus berjalan,” kata Hayunaji saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (23/4/2024).
Sementara itu, BTN melaporkan laba bersih senilai Rp 860 miliar per kuartal I 2024, naik 7,4% yoy.
Hal ini didukung oleh pendapatan bunga naik 14,9% yoy menjadi Rp 7,67 triliiun. Pada periode yang sama beban bunga BTN senilai Rp 4,44 triliun, naik lebih tinggi atau 25% yoy.
Kendati beban bunga melambung, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) emiten bersandi BBTN ini masih dapat tumbuh 3,4% yoy menjadi Rp 3,23 triliun.
Sementara itu, bank melaporkan tingkat pengembalian modal atau return on equity (ROE) turun 41 basis poin (bps) menjadi 12,7%. Kemudian tingkat pengembalian aset atau return on asset (ROA) naik 1 bps menjadi 1%.
Bank juga mencatat margin bunga atau net interest margin (NIM) turun 25 bps menjadi 3,3%.
Adapun sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, BTN membukukan penyaluran kredit Rp 344,24 triliun, naik 14,8% yoy. Hal ini mendorong aset tumbuh 11,9% menjadi Rp 357,74 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn