Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan penyaluran kredit masih akan tumbuh terbatas dalam beberapa bulan ke depan. Pertumbuhan ini sejalan dengan aktivitas ekonomi yang mulai pulih.
Dalam ringkasan laporan likuiditas pada Minggu (31/10/2021), likuiditas perbankan terpantau masih cukup longgar meskipun terdapat indikasi permintaan kredit yang mulai meningkat di tengah pemulihan ekonomi.
Di sisi lain, LPS mencatat bahwa perbankan masih perlu mengantisipasi risiko kredit, meskipun relaksasi kredit masih diperpanjang hingga Maret 2023.
“Pemulihan intermediasi perbankan diperkirakan akan terjadi secara gradual dipengaruhi laju pemulihan ekonomi dan keyakinan korporasi untuk melakukan investasi,” tulis LPS dalam laporan yang dikutip pada Senin (8/11/2021).
Sementara itu, pertumbuhan sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) akan cenderung melambat ke single digit. Hal ini sejalan dengan perilaku deposan individual dan deposan korporasi yang cederung mulai melakukan konsumsi dan investasi.
Sebelumnya, pada periode Agustus 2021, LPS menjelaskan bahwa penyaluran kredit perbankan kembali mengalami pertumbuhan positif dibandingkan periode bulan sebelumnya sebesar 1,16 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Menurut LPS, angka positif dari pertumbuhan penyaluran kredit ini menjadi sinyal adanya pemulihan ekonomi secara bertahap.
Hal ini juga sejalan dengan laju pertumbuhan DPK yang relatif melambat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu tumbuh 8,81 persen yoy.
“Kondisi likuiditas perbankan yang masih cukup longgar ini masih memberikan ruang bank untuk kembali menurunkan suku bunga simpanannya,” pungkasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn