PT Timah Tbk (TINS) memastikan target produksi tahun ini masih berada direntang 31 ribu hingga 34 ribu ton.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Abdullah Umar Baswedan mengungkapkan, demi memaksimalkan harga timah maka perlu strategi untuk menjaga suplai logam timah dunia.
Abdullah mengungkapkan, kinerja kuartal II 2021 pun dipastikan meningkat ketimbang raihan pada kuartal I 2021 lalu. “Alhamdulillah sudah terlihat hasilnya dimana kuartal II akan mengalami peningkatan dibanding kuartal I,” terang Abdullah
Kendati demikian, Abdullah masih belum bisa merinci lebih jauh kinerja TINS pada kuartal II tahun ini. Adapun, sejumlah upaya dipastikan akan tetap dilakukan demi menjaga kinerja positif yang sudah diraih pada kuartal I 2021.
Merujuk laporan keuangan, TINS berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 10,34 miliar di kuartal pertama 2021. Realisasi ini berbanding terbalik dari kerugian bersih Rp 412,85 miliar di kuartal pertama 2020.
Naiknya bottom line TINS terjadi saat pendapatan emiten pelat merah ini membukukan penurunan pendapatan. Tercatat, TINS membukukan pendapatan senilai Rp 2,44 triliun, menurun 44,78% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu Rp 4,42 triliun.
“Secara internal, strategi yang dilakukan antara lain pengurangan beban utang jangka pendek, efisiensi biaya segala lini dan optimalisasi produksi dengan biaya rendah,” jelas Abdullah.
Abdullah melanjutkan, upaya peningkatan produksi salah satunya dengan berfokus pada sektor offshore yang dinilai memiliki cost lebih rendah. Produksi logam timah pada kuartal pertama terkoreksi 63% menjadi 5.220 ton dan penjualan logam timah terkoreksi 66% menjadi 5.912 ton.
Di sisi lain, faktor eksternal yakni kenaikan harga logam juga menjadi perhatian perusahaan. Abdullah mengungkapkan, hingga saat ini alokasi capex TINS pun masih tetap dikisaran Rp 1,95 triliun. Kendati demikian, Abdullah masih belum bisa mendetailkan serapan hingga saat ini.
Dalam pemberitaan Kontan, dari besaran capex yang disediakan, sekitar 94% untuk biaya investasi dan 6% dialokasikan untuk entitas anak usaha. “Capex masih dikisaran itu, alokasi terbesar untuk penyelesaian new smelter (Ausmelt),” tambah Abdullah.
Abdullah pun memastikan proyek Ausmelt kini masih tetap berjalan. Perkembangan proyek pun diakui melebihi target yang dicanangkan.
Dalam catatan Kontan, TINS menargetkan konstruksi proyek ini dapat rampung pada akhir tahun ini dan commissioning rampung pada Februari 2022 mendatang. Smelter ini juga akan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan menjadi 70.000 ton hingga 80.000 ton per tahun.
Sumber Kontan, edit koranbumn