“Untuk Afrika kemungkinan besar kita akan membangun pabrik di sana. Karena itu (proyek yang berpotensi) cukup besar,” kata Budi dalam diskusi virtual, Rabu (18/11).
Budi mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan di lintas Afrika sangat besar. Budi menuturkan, dalam membangun pabrik tersebut, Inka tidak akan mengerjakannya sendiri.
“Dengan beberapa perusahaan nanti kita akan gandeng, untuk set up satu sampai dua pabrik,” ujar Budi.
Budi menambahkan dengan produksi kereta di pabrik Inka yang berada di Madiun tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan di Afrika. Budi menuturkan, saat ini kapasitas pabrik Inka di Madiun hanya untuk satu sampai dua kereta per hari.
Dia menegaskan, Inka masih berupaya untuk menambah kapasitas agar kereta yang diproduksi perharinya dapat bertambah. “Nanti bisa ditambah empat jadi bisa enam kereta. Kapasitasnya cukup besar,” ungkap Budi.
Dalam paparannya, Budi mengatakan total sebanyak 19.241 kilometer lintasan kereta api yang berpeluang dapat dibangun di Afrika. Budi menuturkan, saat ini Inka akan masuk ke tiga negara yang ada di Afrika.
“Kita masuk ke Afrika, saat ini sudah masuk ada tiga negara deal dengan Inka,” ungkap Budi.
Beberapa proyek yang berpotensi di Afrika yakni lintasan Liberia-Libya sepanjang 7.411 kilometer dan Gabon-Eritrea sepanjang 4.564 kilometer. Begitu juga dengan DRC-Tanzania sepanjang 5.797 kilometer.
Budi menegaskan, sudah menjadi keharusan bagi Inka untuk go global. Dia menilai, peluang di luar negeri sangat terbuka lebar.
“Karena pasar domestik pertumbuhannya datar saja tergantung pembelian armada dari PT Kereta Api Indonesia (Persero). Jadi mau enggak mau harus ke pasar global,” kata Budi.
Budi menambahkan, dalam menggarap proyek di luar negeri, Inka tidak menawarkan satu bagian saja namun dalam bentuk paket. Mulai dari survei, desain konstruksi, dan operatornya.
“Semua kita paketkan, termasuk training tenaga lokal melakukan training di Indonesia untuk mengoperasikan kereta atau projek lainnya,” ujar Budi
Sumber Bisnis, edit koranbumn