PT Mandiri Capital Indonesia tetap pada target awalnya untuk menggelontorkan dana hingga lebih dari Rp100 miliar untuk menambah jajaran perusahaan rintisan (startup) masuk ke dalam portofolio miliknya.
Direktur Utama Mandiri Capital Eddi Danusaputro menjelaskan kendati Tanah Air tengah memasuki masa lonjakan pandemi Covid-19 dan kembali menerapkan pembatasan sosial atau PPKM, tak semua startup ikut terdampak, justru ada di antara mereka yang tengah mendapatkan momentum.
“Pandemi tidak terlalu mengubah cara kita, karena kita long term investor. MCI sendiri masih memproyeksikan tahun ini akan ada 3 sampai 4 investasi baru lagi,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (20/7/2021).
Eddi sempat menyebutkan bahwa pihaknya jauh hari telah mempersiapkan ‘dua kantong’. Pertama, untuk terus mendukung perputaran startup yang berada dalam portofolio atau follow on funding mencapai Rp50 miliar.
Kedua, kantong untuk startup baru berkisar Rp50-70 miliar, terutama mereka yang berada di tahap Pre-Series A ke atas, dan memiliki kesesuaian dan nilai kemanfaatan dengan ekosistem induk MCI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).
“Andaikata ada yang bagus, asal teknologi dan produknya bisa dipakai di Ekosistem Mandiri Group, bisa saja jadi incaran,” ungkapnya.
Sebagai contoh, MCI baru saja berpartisipasi dalam putaran investasi Series G platform e-commerce Bukalapak, bersama Microsoft, Standard Chartered, dan BRI Ventures di kisaran April 2021.
Mandiri Group melirik potensi untuk bisa ikut mengakomodasi 13,5 juta ekosistem pedagang online dan offline ‘Mitra Bukalapak’, serta memperkuat beberapa kemitraan yang telah berjalan antara kedua pihak di produk BukaRumah, BukaReksa, BukaMotor, dan BukaMobil.
Selain itu, MCI pada 2020 terlibat dalam satu pendanaan ke startup Series A, yakni untuk platform software as a service (SaaS) bertajuk iSeller.
Dengan menyuntikkan dana ke startup yang bergerak di jasa aplikasi pembukuan arus kas dan kasir digital atau point of sales (PoS) omni-channel tersebut, harapannya membuka potensi ekosistem baru Mandiri Group kepada target pasar iSeller, antara lain bisnis new retail, restoran, F&B, services, dan lifestyle.
Eddi mengaku tengah menjajaki potensi mendanai beberapa startup yang telah memperkenalkan diri ke MCI, serta mencari platform Insurtech yang punya karakteristik inovasi baru dalam proses bisnis atau produk asuransi.
“Memang mayoritas investasi baru kita di Series A dan B, pernah di Pre-Series A. Ada juga di late stage seperti Bukalapak dan Gojek. Tapi selain itu, tahun ini kita tetap follow on funding ke existing investees,” tambahnya.
Sekadar informasi, berapa startup populer yang telah berada dalam portofolio MCI, antara lain fintech pembayaran dan dompet digital pelat merah LinkAja, digital signature PrivyID, dan beberapa nama besar pemain fintech peer-to-peer (P2P) lending, yaitu Amartha, KoinWorks, Investree, dan Crowde.
Mandiri Capital juga berinvestasi ke platform kasir digital lain selain iSeller, yaitu Yokke, financial planning Halofina, serta beberapa payment gateway seperti PTEN, Cashlez, serta platform SaaS layanan keuangan pembukuan dan akuntansi UMKM secara digital Mekari.
Sumber Bisnis, edit koranbumn