Kementerian Perhubungan akan bekerja sama dengan PT Garuda Indonesia ( Persero) Tbk memanfaatkan pesawat tanpa awak (drone) untuk kepentingan pengiriman logistik di wilayah Papua.
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan mendayagunakan pesawat tanpa awak secara optimal karena saat ini industri penerbangan tak dapat dipisahkan dengan penggunaan teknologi. Pesawat drone akan diperluas fungsinya menjadi air taxi dan pengiriman logistik.
“Teknologi baru untuk logistik juga akan didukung drone. Termasuk di Papua kami akan kerja sama dengan Garuda dalam beberapa saat ini untuk bisa memanfaatkan pesawat drone sebagai dropping logistik,” katanya, Kamis (17/9/2020).
Novie menjelaskan pemanfaatan drone akan diatur secara rigid dalam aturan terkait dengan keselamatan dan lalu lintas trafik dapat dipertanggungjawabkan dan tidak berbenturan dengan aturan lainnya. Saat ini, pemerintah masih merencanakan konektivitas kargo di Papua melalui intermoda, di antaranya terkoneksi dengan program tol laut dan dilanjutkan menggunakan pesawat udara hingga tersalurkan ke pedalaman Papua.
Novie mendata hingga kini wilayah Papua memiliki sebanyak 109 bandar udara yang terhubung dengan pesawat udara dari ukuran kecil sampai besar guna mengangkut logistik dan penumpang.
Dia tak menampik wilayah Papua masih menggantungkan konektivitas utama lewat transportasi udara. Wilayah itu diharapkan memiliki potensi produktivitas logistik secara tonase terhadap kemampuan bandara yang ada saat ini.
“Jadi kedepannya konektivitas logistik Indonesia membuat disparitas harga turun terutama untuk baha-bahan sifatnya kebutuhan pokok,” tekannya.
Sebelumnya, emiten berkode GIAA sempat menunda rencana dalam mendatangkan drone kargo pada tahun ini dengan mempertimbangkan meluasnya pemyebaran virus corona dan persoalan teknis yang masih dihadapi.
Sumber Bisnis, edit koranbumn