Wana wisata air terjun biasa disebut coban oleh masyarakat Jawa. Coban Bidadari, salah satunya. Coban Bidadari terletak kawasan Perhutani di Desa Gubuklakah, Kecamatan Poncokusumo. Kabupaten Malang.
Sejak resmi dibuka Maret 2017, Coban Bidadari banyak dikunjungi wisatawan. Tak hanya menyuguhkan panorama air terjun yang indah, wisatawan juga disuguhkan spot-spot foto keren. Pengunjung bisa memilih berpose di papan I love you, sayap burung, bunga matahari, rumah kayu, rumah kurcaci, ayunan di atas bukit, dan spot foto keren lainnya yang cocok dinikmati saat nuansa senja.
Budiono selaku petugas mandor Perhutani menceritakan asal-usul penamaan Coban Bidadari, Minggu (19/8/2018). Konon dulu ada seorang petani dari desa setempat melihat seorang wanita yang cantik jelita berada di bawah air terjun.
Sang petani terpesona dengan kecantikannya, namun saat petani bergegas mendekati, wanita itu lenyap, menghilang entah kemana. Sang petani menyebut wanita itu bidadari. Lama-lama air terjun ini pun dikenal dengan nama Coban Bidadari.
Tiket masuknya Rp 15.000. Dengan biaya terjangkau, wisatawan dapat berpose di setiap spot foto. Ada flying fox dengan tarif Rp 5.000 per orang. Selain itu ada bumi perkemahan dengan tarif Rp 25.000/orang per malam. Jika hendak camping, pengunjung harus reservasi dulu.
Untuk menjangkau Coban Bidadari rutenya mudah. Jika kendaraan dari kota Malang arahkan ke timur menuju ke Kecamatan Tumpang. Dari pasar Tumpang ikuti jalan raya ke arah selatan hingga Desa Kebonsari.
Tepat di Desa Kebonsari ada pertigaan tugu pahlawan, belok ke kiri atau ke timur jalan menuju ke Bromo Tengger Semeru. Sekitar 10 km menempuh perjalanan, wisatawan akan tiba di Desa Gubuklakah.
Perjalanan masih lanjut. Wisatawan akan melewati rest area, Gunung Sari Sunset, dan Coban Pelangi di sebelah kanan jalan. Tepat 1 km dari Coban Pelangi ke arah timur akan sampai di Coban Bidadari.
Dari area parkir turun hingga air terjun sejauh sekitar 700 meter melewati jalan setapak yang menurun curam. Namun, segala rasa lelah dari perjalanan itu akan terbayar dengan pemandangan indah.
Air turun dari tebing dengan ketinggian sekitar 50 m dan debit air tidak terlalu deras. Udara di sekitar air terjun terasa sejuk. Siang jika sedang cerah, kadang-kadang ada pelangi. Itu yang ditunggu
Sejak resmi dibuka Maret 2017, Coban Bidadari banyak dikunjungi wisatawan. Tak hanya menyuguhkan panorama air terjun yang indah, wisatawan juga disuguhkan spot-spot foto keren. Pengunjung bisa memilih berpose di papan I love you, sayap burung, bunga matahari, rumah kayu, rumah kurcaci, ayunan di atas bukit, dan spot foto keren lainnya yang cocok dinikmati saat nuansa senja.
Budiono selaku petugas mandor Perhutani menceritakan asal-usul penamaan Coban Bidadari, Minggu (19/8/2018). Konon dulu ada seorang petani dari desa setempat melihat seorang wanita yang cantik jelita berada di bawah air terjun.
Sang petani terpesona dengan kecantikannya, namun saat petani bergegas mendekati, wanita itu lenyap, menghilang entah kemana. Sang petani menyebut wanita itu bidadari. Lama-lama air terjun ini pun dikenal dengan nama Coban Bidadari.
Tiket masuknya Rp 15.000. Dengan biaya terjangkau, wisatawan dapat berpose di setiap spot foto. Ada flying fox dengan tarif Rp 5.000 per orang. Selain itu ada bumi perkemahan dengan tarif Rp 25.000/orang per malam. Jika hendak camping, pengunjung harus reservasi dulu.
Untuk menjangkau Coban Bidadari rutenya mudah. Jika kendaraan dari kota Malang arahkan ke timur menuju ke Kecamatan Tumpang. Dari pasar Tumpang ikuti jalan raya ke arah selatan hingga Desa Kebonsari.
Tepat di Desa Kebonsari ada pertigaan tugu pahlawan, belok ke kiri atau ke timur jalan menuju ke Bromo Tengger Semeru. Sekitar 10 km menempuh perjalanan, wisatawan akan tiba di Desa Gubuklakah.
Perjalanan masih lanjut. Wisatawan akan melewati rest area, Gunung Sari Sunset, dan Coban Pelangi di sebelah kanan jalan. Tepat 1 km dari Coban Pelangi ke arah timur akan sampai di Coban Bidadari.
Dari area parkir turun hingga air terjun sejauh sekitar 700 meter melewati jalan setapak yang menurun curam. Namun, segala rasa lelah dari perjalanan itu akan terbayar dengan pemandangan indah.
Air turun dari tebing dengan ketinggian sekitar 50 m dan debit air tidak terlalu deras. Udara di sekitar air terjun terasa sejuk. Siang jika sedang cerah, kadang-kadang ada pelangi. Itu yang ditunggu
Sumber perhutani.co.id/tribunnews.com