Kawasan Keraton Ratu Boko yang terletak sekitar dua kilometer sebelah selatan Candi Prambanan, tidak hanya penuh dengan daya tarik pesona wisatanya tapi juga sarat pesona dan nuansa mistis. Sebagai kawasan wisata, lokasi situs Keraton Ratu Boko yang masuk wilayah Kabupaten Sleman, DIY ini, memang selalu banyak dikunjungi wisatawan. Tidak hanya wisatawan lokal atau dalam negeri, tapi juga wisatawan dari mancanegara. Dan, tidak sedikit pula pengunjung yang datang ke situs Keraton Ratu Boko ini justru tertarik pada pesona mistisnya.
Beberapa lokasi di kawasan situs Keraton Ratu Boko yang luas arealnya sekitar 224 hektar itu diyakini sarat dengan nuansa mistis. Tetapi salah satu diantaranya terdapat pada sebuah sumur kuno yang selama ini disebut sebagai sumur Amerta Mantana. Amerta berarti air, sedang mantana berarti mantra. Jadi Amerta Mantana memiliki arti air yang sakti atau air yang suci.
Konon, dari cerita yang diyakini lokasi sekitar sumur Amerta Mantana itu pada mulanya merupakan tempat mandi para pembesar Keraton Boko, termasuk para putri-putri keraton. Salah satunya yang sering mandi di tempat itu adalah seorang panglima perang wanita bernama Nyai Pralom Pito Arum. Konon, pada zamannya dulu, panglima perang wanita Keraton Ratu Boko itu tidak saja sakti, tapi juga kecantikannya sangat luar biasa. Kepercayaan yang ada pada masyarakat sekitar, sumur Amerta Mantana itu hingga kini dijaga oleh Nyai Pralom Pito Arum.
Dalam semedinya Nyai Pralom Pito Arum mendapat wangsit agar minum dan mandi dengan air yang ada di sumber air itu. Perintah gaib itu ia laksanakan. Setelah itu, kecantikan wajahnya semakin mempesona. Tidak hanya itu. Ia pun kemudian menjadi sakti tak tertandingi. Kesaktiannya ditakuti. Karena itulah, Nyai Pralom Pito Arum bertekad akan menjaga sumber air sakti tersebut sampai kapanpun.
Sampai hari ini dipercaya pula bahwa roh Nyai Pralom Pito Arum yang cantik dan sakti itu masih setia menjaga atau menunggui sumber air sakti yang sekarang dikenal dengan nama sumur Amerta Mantana tersebut,sehingga setiap peziarah yang datang untuk mengharapkan ‘tuah’ dari air sumur Amerta Mantana haruslah membawa sesajian.
Sumber TWC