Menteri Badan Usaha Milik Negara RI, Erick Thohir, mengunjungi Induk Holding BUMN Farmasi, Bio Farma, untuk memantau kesiapan produksi dan distribusi vaksin Covid-19. Kunjungan yang dilakukan pada tanggal (10/7) dihadiri dan diterima langsung oleh Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma, Soleh Ayubi, Direktur Operasi Bio Farma M. Rahman Roestan dan Senior Executive Vice President (SEVP) Penelitian dan Pengembangan Bio Farma, Adriansjah Azhari.
Dalam kunjungan tersebut, Erick Thohir mengunjungi fasilitas fill and finish produksi Vaksin Covid-19 di Gedung 43, Fasilitas Distribusi, dan Command Center untuk memonitor perjalanan vaksin, dari mulai Bio Farma, hingga tujuan akhir / Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes).
Erick Thohir mengapresiasi kesiapan Bio Farma dalam menyediakan vaksin Covid-19 untuk masyarakat. “Saya ingin mengecek langsung kepastian produksi vaksin kita, Bio Farma tentu dipercaya untuk terus memproduksi vaksin tidak hanya vaksin covid tetapi juga vaksin lainnya, seperti vaksin polio, dan lain-lain”, ujar Erick.
“Untuk vaksin covid sendiri, sampai dengan saat ini kita sudah punya stock kurang lebih 105 juta yang sudah terdeliver 62 juta dan akan kita tambah lagi nanti. Mudah-mudahan Juli – Agustus ini 18 -20 juta per bulan.” ujar Erick.
Erick Thohir menambahkan, pada kesempatan ini juga dari pihak Bio Farma sedang menggabungkan data base bersama Kimia Farma, Indofarma, tentang keberadaan obat-obatan yang diperlukan dalam terapi penyembuhan Covid-19.
Sementara itu, Honesti Basyir menyatakan “Holding BUMN Farmasi siap untuk membantu program pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 ini, dari penyediaan vaksin, pengobatan, dan tadi juga sempat melihat sistem dashboard kita untuk memastikan produksi distribusi, kita menjamin bahwa holding farmasi siap untuk membantu program pemerintah dalam penanganan pandemi covid-19 ini”, kata Honesti.
Disamping itu, Honesti juga menyampaikan mengenai Vaksin Merah Putih dan vaksin BUMN yang digagas merupakan inisiatif untuk menjamin kemandirian vaksin, sehingga kita tidak bergantung pada impor.
“Vaksin Merah Putih sendiri terdiri dari 6 perguruan tinggi dan 2 lembaga penelitian yang melakukan penelitian dan bekerja sama juga dengan Bio Farma seperti Eyckman. Atas saran Pak Menteri kita juga menggagas kerjasama dengan lembaga riset luar negeri untuk pengembangan vaksin BUMN. Bio Farma sudah kerja sama dengan Baylor College of Medicine dan kita sekarang lagi tahap preklinis”, ujar Honesti.
Honesti Basyir menambahkan, Diharapkan dengan dukungan semua pihak bulan Maret tahun 2022 kita sudah bisa dapat Emergency Use Authorization dari Badan POM dan April 2022 kita sudah bisa produksi, fasilitas produksinya sudah siap.
“Dukungan yang kita lakukan dari uji klinis dari kementerian juga, basis platform yang diguunakan adalah rekombinan. Ini juga salah satu inisiatif kita untuk memperkaya penguasaan teknologi kita sehingga benar-benar Indonesiaa nantinya bisa lebih mandiri dari sisi ketahanan kesehatan nasionalnya”, ungkap Honesti.