Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi dan meminta PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) terus meningkatkan bantuan oksigen medis yang belakangan kebutuhannya meningkat pesat saat lonjakan Covid-19.
Penyaluran bantuan oksigen bagi rumah sakit, terutama di daerah dengan tingkat positively rate Covid-19 tinggi dilakukan Kementerian BUMN untuk mendukung kementerian lain dalam menjamin percepatan dan ketersediaan kebutuhan vital tersebut.
“Apa yang dilakukan Krakatau Steel membuktikan bahwa perusahaan BUMN harus melakukan service oriented. Hal ini telah saya tekankan kepada para Direksi BUMN. Di tengah kondisi seperti ini, perubahan harus dilakukan untuk membantu rakyat dengan aksi nyata. Terlebih kebutuhan oksigen medis sangat mendesak di daerah dengan tingkat pandemi tinggi,” ujar Erick dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Selasa (13/7).
Terhitung sejak 4 Juli lalu, KRAS telah memberikan bantuan pasokan oksigen hingga 3.854 tabung oksigen atau sebesar 33 ton oksigen.
KRAS memberikan bantuan pengisian oksigen hingga 800 tabung-1.000 tabung oksigen per hari sehingga diperkirakan akan mencapai jumlah 250 ton oksigen per bulannya.
“Saya juga mengajak dan meminta dukungan dari BUMN lain saat ini berorientasi pada meningkatkan layanan yang menyangkut pemulihan kesehatan rakyat, baik itu vitamin, obat terapi, dan vaksin dalam menghadapi pandemi. Harapannya, sudah pasti, rakyat merasakan bantuan tersebut dan tertolong,” tambah dia.
Erick saat melakukan kunjungan kerja ke pabrik gas industri Krakatau Steel, Selasa (13/7), juga meresmikan Subholding Sarana Infrastruktur yang merupakan perusahaan hasil integrasi dari beberapa anak perusahaan Krakatau Steel. Perusahaan baru itu bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama yang terdiri dari kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan.
Adapun anak perusahaan yang bergabung adalah PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS).
Sementara itu, Direktur Utama KRAS, Silmy Karim mengatakan, Subholding Sarana Infrastruktur memiliki pondasi yang kuat secara finansial. Penggabungan empat perusahaan tersebut memiliki pendapatan Rp 3,4 triliun dan nilai EBITDA sebesar Rp 1 triliun pada tahun 2020 dan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan kebutuhan kawasan industri di Indonesia.
“Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp 7,8 triliun di lima tahun mendatang. Sementara untuk EBITDA diproyeksikan meningkat Rp 2,2 triliun di tahun 2025,” imbuh Silmy.
Sumber Kontan, edit koranbumn