Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong BUMN membangun ekosistem perikanan terintegrasi. Erick menyampaikan, BUMN berkomitmen melakukan tiga inisiatif untuk para nelayan, mulai dari pendanaan nelayan dengan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dan PNM di sektor perikanan, mendukung sarana perikanan dengan memperbaiki tata kelola BBM, hingga menciptakan akses pasar.
Erick menilai serapan KUR nelayan masih sangat rendah, yakni baru sebesar Rp 2,1 triliun dari total KUR yang mencapai Rp 388 triliun. Hal serupa juga terjadi pada serapan PNM Mekaar nelayan yang sebesar Rp 1,6 triliun dari total alokasi yang disediakan yang sebesar Rp 46 triliun.
“Dengan adanya koperasi bisa kita kasih KUR. KUR nelayan baru Rp 2,1 triliun padahal Presiden dorong KUR sampai Rp 388 triliun, gede banget. Kita harus mulai kolaborasi, bukan eranya lagi berdiri sendiri, mumpung juga menterinya kompak. Kadang-kadang ada kementerian tidak kompak, ini kompak semua, Pak Teten, Pak Trenggono. Kadang-kadang di kementerian kan ada yang “ah enggak mau ah”. Ini semua kompak dan posisi Bapak Presiden juga jelas,” ucap Erick saat menjadi narasumber dalam Munas IV KNTI bertajuk “Aksi Kolaborasi Pemenuhan Hak Nelayan Tradisional menuju Indonesia yang Mandiri, Adil, Makmur, dan Lestari” di Gedung Smesco Tower, Jakarta, Selasa (19/7/2022).
Erick mengatakan BUMN juga mendukung sarana perikanan dengan memperbaiki tata kelola BBM agar nelayan dapat akses BBM yang berkelanjutan. Erick menilai perbaikan tata kelola BBM dapat memotong hingga 60 persen pengeluaran nelayan. Kata Erick, Presiden Joko Widodo bersama dirinya dan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono serta Menteri Koperasi Teten Masduki sedang mencari sistem terkait ekosistem perikanan.
Salah satu rencananya dengan menyalurkan solar subsidi kepada nelayan yang sudah terdaftar dalam koperasi. Erick mengatakan Presiden Jokowi memiliki keberpihakan kepada nelayan dengan tidak menaikan harga solar meski harga BBM dunia tengah melambung tinggi.
“Tapi kita perlu saling intropeksi diri, mohon maaf saya ngomong ceplas-ceplos karena saya bukan politikus. Kalau pemerintah hadir, kita mesti instropeksi, BBM harus tepat sasaran, makanya koperasi kerja sama dengan Pertamina sesuai kebutuhan supaya tidak ada solar “kencing” di laut yang akhirnya diambil lagi industri besar yang dipakai untuk kegiatan korporasi. Yang miskin tetap miskin, yang kaya dapat solar subsidi,” ucap Erick.
Poin ketiga terkait akses pasar. Erick berkomitmen mengoptimalkan seluruh kanal distribusi BUMN, baik daring maupun luring. Hal ini akan berdampak signifikan bagi peningkatan penyerapan hasil nelayan. Namun begitu, Erick ingin produk perikanan juga memiliki standar yang ketat agar bisa terserap maksimal. Erick juga berharap merger PT Perikanan Nusantara (Perinus) ke dalam Perindo dapat berdampak signifikan bagi nelayan.
“Saya masih melihat hasil merger Perinus dan Perindo. Saya sudah meminta Perinus dan Perindo jangan lagi punya kapal, ngapain? Nyaingin nelayan. Perinus dan Perindo fokus beli hasil nelayan, simpan di cold storage,” kata Erick menambahkan.
Sumber Republika, edit koranbumn