Kementerian BUMN mencanangkan pemanfaatan lahan kosong tak terpakai milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pembangunan hunian vertikal, baik itu apartemen maupun rumah susun (rusun) untuk generasi milenial.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan masih banyak milenial yang kesulitan untuk memiliki rumah layak huni dan terjangkau. Pasalnya, harga rumah dan tanah saat ini cukup tinggi.
“Karena itu, kita coba buat terobosan, tanahnya PT KAI yang menganggur itu kita petakan dan kita bangun apartemen, ada yang harganya subsidi dan ada yang nonsubsidi,” kata Erick, dikutip Selasa (3/1/2023).
Rencana tersebut sebelumnya telah dilakukan pada 2017 lalu ketika PT KAI (Persero) bersama Perum Perumnas membangun rusun berkonsep Transit Oriented Development (TOD) senilai Rp705 miliar di Tanjung Barat, Jakarta Selatan.
Erick mengatakan, saat ini telah ada 14.000 – 16.000 unit yang telah dibangun oleh jajarannya. Di tahun ini, proyek pembangunan hunian TOD akan dikolaborasikan antara PT Bank Tabungan Negara (BTN) dan Perumnas.
“Ini sudah ada 14.000 – 16.000 unit, bahkan kita meluncurkan Rent To Own [skema kepemilikan rumah] kalo bagus track record-nya. Dan ini sekarang nyambung dengan perbaikan bisnis model Perumnas tahun ini. Tanahnya dari PT KAI dan dibangun dengan BTN, silakan,” ujar Erick.
Sebagai informasi, RTO merupakan salah satu produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dicetuskan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), di mana pengguna KPR RTO dapat menyewa hunian dalam jangka waktu 3 tahun sebelum membeli dengan KPR.
KPR RTO ini juga merupakan strategi Bank BTN mendekati generasi milenial atau generasi Z. Sebab, di kondisi saat ini pihaknya melihat generasi tersebut lebih memilih untuk menyewa atau kontrak rumah karena belum siap uang muka atau down payment (DP).
Lebih lanjut, Erick mengatakan hunian TOD akan difasilitasi layanan publik dengan konsep sharing atau berbagai dengan penghuni lainnya. Untuk hunian subsidi dan nonsubsidi tentu akan memiliki perbedaan dari segi penggunaan material. Namun, dia menekankan bahwa kualitas bangunannya akan serupa dengan hunian nonsubsidi.
“Kalau yang subsidi pakai industrial room [misalnya] tapi keren, kan pilihan, tapi ya kualitasnya sama,” ungkapnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn