Mengelola 41 perusahaan milik negara dengan aset mencapai Rp 9.842 triliun bukanlah perkara yang mudah dan sederhana. Pengelolaannya butuh ketajaman dan fokus. Pandangan ini pula yang mendasari Menteri BUMN Erick Thohir menetapkan lima prioritas dalam membina perusahaan-perusahaan milik negara tersebut.
Kelima prioritas tersebut adalah Pertama, Inovasi Model Bisnis. Kedua, Kepemimpinan Teknologi. Ketiga, Pengembangan Talenta. Keempat, Peningkatan Investasi. Kelima, Nilai Ekonomi dan Sosial untuk Indonesia. Hingga mendekati akhir 2023, kelima prioritas tersebut telah terisi oleh banyak pencapaian kinerja BUMN.
Pada prioritas pertama, Inovasi Model Bisnis, Erick ingin dilakukan restrukturisasi model bisnis melalui pembangunan ekosistem, kerja sama, perkembangan kebutuhan stakeholders, dan fokus pada bisnis inti. Prioritas pertama ini diterjemahkan antara lain dengan menggabungkan Perum PPD dan Perum Damri. Setelahnya, terbentuklah Perum Damri yang resmi menjadi satu-satunya Perusahaan Umum Berbasis Jalan Milik Negara. Diprakarsai oleh Erick, penggabungan ini dilakukan agar terjadi penguatan kinerja perusahaan sehingga memperkuat daya jangkau dan memperluas jaringan dalam meningkatkan konektivitas transportasi nasional.
Inovasi Bisnis juga tergambarkan pada transformasi PT Pos Indonesia (Persero) yang dilakukan guna meningkatkan competitive advantage, antara lain melalui perampingan operasi, optimalisasi aset, dan perbaikan kualitas layanan.
Inovasi Bisnis lainnya dilakukan di sektor pariwisata. Inovasi model bisnis dilakukan dengan revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berdasarkan yang menghadirkan wajah baru TMII. Wajah barunya mengusung konsep inclusive, culture, dan smart. Dengan wajah baru ini, TMII diharapkan menjadi ikon besar DKI Jakarta dan Etalase Indonesia di mata dunia.
Selain itu, sejalan dengan program pembangunan berkelanjutan atau SDGs Indonesia, Kementerian BUMN menginisiasi program Indonesia Water Fund melalui sinergi Holding BUMN Danareksa. Langkah ini kental nilai Inovasi Model Bisnis dengan bersatunya Danareksa, Nindya Karya, Perum Jasa Tirta 1, dan Perum Jasa Tirta 2. Dengan penggabungan ini diharapkan akan menghadirkan sambungan air ke berbagai wilayah di Indonesia.
“Holdingisasi membantu BUMN memperbaiki struktur permodalan, mengkonsolidasi aset, utang, dan modal keseluruhan, sehingga kapasitas leverage meningkat, menurunkan cost of capital. Itu bisa karena menciptakan kemandirian keuangan, pendaan menjadi cukup tanpa bergantung pada APBN. Holdingisasi juga menyelaraskan model bisnis, menciptakan skala ekonomi yang besar, serta menbuat BUMN menjadi lebih fokus dalam alokasi modal, teknologi, dan manusia,” jelas Erick.
Kemudian pada prioritas kedua, atau Kepemimpinan Teknologi, Erick menginginkan BUMN mampu memimpin secara global dalam teknologi strategis dan melembagakan kapabilitas digital seperti data management, advanced management, big data, artificial intelegence, dan lain-lain. Prioritas ini telah diisi dengan Upaya Kementerian BUMN dalam mendorong PT Telkom Indonesia (Persero) atau Telkom untuk menjadi Raja Data Center di Asia Tenggara. Erick memerintah Perusahaan ini mendalami bisnis data center secara global melalui Telkom data Ekosistem NeutraDC yang merupakan anak usaha Telkom Grup. Salah satu dari 23 pusat data center yang dikelola adalah Hyperscale Data Center (HDC) di Cikarang, Jawa Barat.
“Telkom sedang investasi secara maksimal untuk memastikan data center kita mendukung digital ekonomi kita yang akan terbesar di Asia Tenggara. Telkom juga fokus ke infrastruktur, salah satunya dengan membentuk Mitratel yang sempat IPO, dan menjadi IPO terbesar di bursa untuk kategori anak usaha,” ujar Erick.
Lalu pada prioritas ketiga, Pengembangan Talenta, Erick menegaskan BUMN dapat mengedukasi dan melatih tenaga kerja, mengembangkan SDM berkualitas untuk Indonesia. Untuk memenuhi target prioritas Pengembangan Talenta ini, BUMN didorong untuk membuka lapangan kerja melalui program Rekruitmen Bersama BUMN (RBB). Pada tahun 2022, RBB BUMN tercatat telah membuka lapangan kerja bagi 2.700 orang untuk bekerja di 50 BUMN. Kemudian, pada tahun berikutnya, lapangan kerja yang dibuka tercatat lebih dari 2.000 posisi di lebih dari 120 perusahaan di bawah BUMN group.
Tidak hanya itu, Erick juga memfasilitasi para santri di Indonesia untuk mengembangkan diri melalui program Santri Magang di BUMN. Erick juga menggalakkan program Santri Magang Generasi Bertalenta BUMN (Santri Magenta BUMN). Program ini merupakan program magang terpadu untuk santri, mahasiswa, serta fresh graduate agar dapat menerapkan semua ilmu yang telah diperoleh di 33 BUMN.
“Kami di BUMN terus mendorong program magang supaya terjadi transisi. Adik-adik mahasiswa kita supaya bisa beradaptasi (dunia kerja),” tegas Erick.
Adapun pada prioritas keempat, Peningkatan Investasi, Erick mendorong BUMN mampu mengoptimalkan nilai aset dan menciptakan ekosistem investasi yang sehat. Sebagai salah satu gambarannya, pada Februari 2023 lalu, Erick menegaskan akan berupaya mendorong BUMN mampu menyerap investasi di luar pasar modal senilai Rp 127 triliun pada semua aset BUMN.
“Dengan target (Investasi) Presiden Rp 1.400 triliun, kami coba mendorong Kementerian BUMN untuk mendapatkan investasi di luar pasar modal senilai Rp 127 triliun di semua aset-aset BUMN yang bekerjasama dengan private sector, ataupun kita mendorong UMKM,” ungkapnya.
Berbagai proyek nyata yang melibatkan BUMN antara lain adalah Pembangunan Kereta Cepat Jakarta – Bandung yang baru saja diresmikan Presiden Republik Indonesia pada 2 Oktober 2023 lalu. Kereta-Cepat Jakarta Bandung membawa Indonesia ke level berikutnya dalam kepemimpinan teknologi, khususnya di Asia Tenggara dengan menjadi negara Asia Tenggara pertama yang memiliki kereta dengan kecepatan hingga 350 km per jam.
Sebelumnya, Kementerian BUMN bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengembangkan Kereta Api Ringan (Light Rail Transit/ LRT) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi, karya anak bangsa.
Kereta ini dibangun dan dioperasikan penuh oleh BUMN dengan mengkolaborasikan kerja sama antara KAI (sebagai operator penyelenggara), Adhi Karya (pelaksana proyek pengerjaan prasarana), Len (sistem persinyalan dan operasional) dan INKA (produsen train set).
Sementara itu untuk prioritas kelima, Nilai Ekonomi dan Sosial untuk Indonesia. Khusus Prioritas ini, Erick menekankan agar BUMN mampu meningkatkan nilai ekonomi dan dampak sosial terutama di bidang ketahanan pangan, energi, dan kesehatan.
Oleh karena itu, khusus pada penguatan ketahanan pangan, Erick pun menggulirkan sejumlah terobosan. Salah satunya melalui program Makmur yang merupakan ekosistem pangan yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Dalam program Makmur, Erick menyebutkan sejumlah BUMN memberikan dukungan penuh untuk para petani. Dukungan dimulai dari tahap pembiayaan, pendampingan, pasokan pupuk berkualitas, asuransi gagal panen, hingga menjadi offtaker atau pembeli hasil produksi petani.
“Ini ekosistem yang sekarang kami di BUMN coba intervensi dalam melindungi petani. Petani tidak usah mikir hasilnya (pembelinya), cukup produksi saja. Nyatanya bisa kok, kita sudah buktikan,” lanjut Erick.
Erick menjelaskan realisasi program Makmur sampai dengan Juli 2023 terbukti meningkatkan produktivitas maupun pendapatan petani. Erick menyampaikan program Makmur saat ini telah tersebar di lahan seluas 527.922 hektare dengan keterlibatan 237.781 petani.
Sebelumnya, Erick juga aktif mengembangan Minyak Makan Merah sebagai substitusi Minyak Goreng yang memiliki risiko fluktuasi harga dan pasokan. Namun, bersama dengan pengembangan minyak untuk konsumsi, Erick juga menjalankan misi Ketahanan Energi.
Program ketahanan Energi dimaksud antara lain dilaksanakan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan PT Pertamina (Persero), yaitu mengembangkan bioethanol. Targetnya jelas, menjadi bahan bakar berbahan dasar tebu ini menjadi bauran energi kendaraan yang ramah lingkungan.
Terdapat dua sasaran dari program ini, Pertama, mengembangkan substitusi kebutuhan impor minyak mentah. Kedua, mewujudkan net zero emission pada tahun 2060. Hal ini sejalan dengan upaya menekan impor minyak mentah sekaligus menerapkan transisi energi secara berkelanjutan.
Namun, hingga bioethanol itu tersedia di Indonesia, Pertamina tetap menjalankan ketahanan energi dengan mengakuisisi sumber minyak baru, tidak hanya di dalam negeri melainkan juga di luar negeri. Beberapa sumur minyak yang berlokasi di Afrika dan Timur Tengah sudah diakuisisi dengan nilai lebih dari USD5 Miliar.
Selain bioethanol, Kementerian BUMN juga menyiapkan upaya transisi energi berkelanjutan, dengan mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik dan membangun EV Ecosystem dari hulu ke hilir. Salah satunya dengan membentuk Indonesia Battery Corporation (PT Industri Baterai Indonesia) pada 26 Maret 2021.
Sumber Republika, edit koranbumn