Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dengan bangga memperlihatkan laba bersih yang diraih PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) yang melonjak tajam sebesar 254 persen pada semester pertama 2022.
Erick Thohir menampilkan laba bersih PT KAI Persero itu di cerita instagram atau Insta Sory, akun resmi @erickthohir pada Selasa (23/8/2022).
Erick menyebut kenaikan laba itu tidak terlepas dari terkendalinya pandemi Covid-19 oleh pemerintah dan semakin banyaknya perjalanan menggunakan transportasi kereta api. Itu terjadi setelah pemerintah juga melonggarkan berbagai aturan pembatasan sosial.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan perbaikan pencapaian yang baik dengan berhasil membukukan laba bersih pada semester I 2022. KAI menghasilkan laba bersih pada semester I 2022 sebesar Rp 740 miliar atau tumbuh 254 persen dibanding semester I 2021 yang rugi Rp 480 miliar.
Di samping capaian peningkatan laba tersebut, KAI juga terus membukukan kinerja EBITDA yang positif yakni sebesar Rp 2.078 miliar atau tumbuh signifikan jika dibandingkan periode Semester I 2021 sebesar Rp 548 miliar.
“KAI mulai mencatatkan hasil yang positif seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian nasional yang salah satunya ditandai dengan pertumbuhan pasar transportasi publik, setelah dibukanya berbagai pembatasan mobilitas yang dilakukan pemerintah,” ujar Didiek.
Didiek menilai hal ini memberikan dampak yang sangat baik karena KAI mampu menghasilkan pendapatan senilai Rp 11,7 triliun atau tumbuh 58 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 7,4 triliun. Peningkatan di sisi pendapatan tersebut seiring dengan naiknya volume angkutan penumpang dan barang.
Didiek menyampaikan pada angkutan penumpang, volume pelanggan kereta api pada Semester I 2022 mengalami peningkatan 42 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (2022: 119,8 juta pelanggan, 2021: 84,1 juta pelanggan), sedangkan pendapatan angkutan penumpang pada Semester I 2022 tumbuh 154 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (2022: Rp 2,8 triliun, 2021: Rp 1,1 triliun).
Sumber Republika, edit koranbumn