Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan kerja ke beberapa kota di Amerika Serikat (AS) untuk memperkuat hubungan ekonomi, khususnya di bidang investasi antara Indonesia dan AS di bawah pemerintahan baru Presiden Joe Biden.
Di kota pertama yang dikunjungi pekan lalu yaitu New York, Menteri Investasi mendapat sambutan hangat dari Konsul Jenderal Republik Indonesia di New York Arifi Saiman.
“AS adalah investor penting bagi Indonesia. Investasi AS di Indonesia sudah ada sejak awal masa kemerdekaan Indonesia. Hubungan kedua negara perlu terus diperkuat dan ditingkatkan, sehingga potensi kerja sama dan investasi AS di Indonesia dapat semakin meningkat,” ujar Bahlil dalam keterangan resminya, Selesa (13/7).
Bahlil menyampaikan informasi perkembangan investasi di Indonesia, khususnya terkait Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan sistem Online Single Submission (OSS) berbasis Risiko yang sedang disiapkan oleh Kementerian Investasi.
Dengan proses pengajuan izin investasi yang sudah terdigitalisasi dan tersentralisasi dalam sistem OSS, nantinya pengusaha dari AS dapat mengajukan izinnya tanpa perlu ke Indonesia.
Bahlil menjelaskan bahwa Indonesia terus bebenah diri agar menjadi tempat yang ramah bagi investor, dan di saat bersamaan memperkuat pengusaha lokal. Melalui amanat UU CK, setiap investasi yang masuk ke suatu daerah, harus bermitra dengan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di wilayah setempat.
“Kemudahan berusaha terus ditingkatkan. Kami akan kawal. Namun investor dan pengusaha di daerah harus tumbuh bersama, menciptakan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan bagi kedua pihak,” tutur Bahlil.
Konjen RI di New York Arifi Saiman menyampaikan apresiasinya kepada Menteri Investasi yang masih bersedia berkunjung ke AS di masa sulit ini. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah meningkatkan hubungan kerja sama ekonomi kedua negara.
“Pak Bahlil adalah menteri pertama yang berkunjung ke KJRI New York di tahun 2021. Kami bersyukur karena ada beberapa investor potensial yang sedang menjajaki peluang investasi ke Indonesia. Adanya UU CK menjadi kekuatan Indonesia di mata investor, ” ucap Arifi Saiman.
Di KJRI New York, Menteri Investasi juga melakukan pertemuan dengan American Indonesian Chamber of Commerce (AICC). Bahlil menjelaskan sektor investasi yang didorong di antaranya industri berorientasi ekspor, industri farmasi dan alat kesehatan, serta hilirisasi sumber daya alam.
Direktur Eksekutif American Indonesian Chamber of Commerce (AICC) Wayne Forrest mengungkapkan apresiasinya atas perbaikan-perbaikan iklim investasi yang dilakukan Indonesia.
Memang dengan adanya pandemi ini, perusahaan AS tidak bisa agresif seperti pada saat situasi normal. Namun, tetap ada beberapa perusahaan yang menjajaki minatnya berinvestasi di Indonesia pada sektor energi dan kelistrikan.
“Saya sangat mengapresiasi terobosan regulasi yang dilakukan pemerintah Indonesia. Saya akan terus memberikan dorongan kepada perusahaan-perusahaan AS untuk berinvestasi ke Indonesia,” janji Wayne Forrest.
Sebagai informasi total realisasi investasi asal Amerika Serikat periode 2016-Maret 2021 mencapai US$ 6,6 miliar dan menempati peringkat ke-8.
Adapun sektor investasi yang mendominasi selama periode tersebut yaitu Pertambangan (82%); Jasa Lainnya (5%); Listrik, Gas, dan Air (5%), Hotel dan Restoran (2%), dan Industri Kimia dan Farmasi (1%). Berdasarkan lokasinya, 85% realisasi investasi tersebut berada di luar pulau Jawa dengan mayoritas di wilayah Papua (78%).
Sumber Kontan, edit koranbumn