Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno kembali mengunjungi Lombok untuk mendorong optimalisasi peran perusahaan negara dalam rangka percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa. Upaya yang telah dilakukan diantaranya mendirikan pusat rehabilitasi untuk penanganan trauma di posko pengungsian serta membangun rumah tinggal sementara yang layak dan tahan gempa.
“Rumah tinggal sementara ini semoga bisa menjadi tempat yang lebih layak huni dibandingkan tinggal di dalam tenda selama fase pemulihan kondisi dan rumah tinggal permanen masing-masing. Tugas BUMN dalam fase pemulihan ini adalahmembangunkan rumah sementara, MCK, bantuan kesehatan hingga pinjaman kepada para petani untuk modal kerja,” kata Rini di Posko Sembalun, NTB, Minggu (26/08).
Turut hadir mendampingi Rini, Deputi Bidang Jasa Keuangan, Survey dan Konsultan Gatot Trihargo, Deputi Bidang Industri Agro dan Farmasi Wahyu Kuncoro, Staf Khusus II Judith Dipodiputro, Staf Khusus V Parman Nataatmadja, serta sejumlah Direksi BUMN dari Bank Mandiri, Bank BNI, Pertamina, Telkom, PLN, PPI, Semen Indonesia, ITDC dan Pertamedika.
Rini pun mengapresiasi inisiatif para BUMN yang telah terlibat menyalurkan bantuan dan mendirikan posko di sejumlah daerah terdampak gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Hingga hari ini, bantuan BUMN untuk para korban dan pemulihan daerah terdampak gempa terus mengalir dan bertambah. Rini berharap bantuan BUMN ini bisa meringankan beban masyarakat NTB yang menjadi korban gempa bumi, sekaligus mendukung upaya-upaya penanganan pasca bencana.
“Kami akan terus mengoptimalkan sinergi BUMN dan terus berkordinasi dengan pihak terkait untuk bisa secara optimal memulihkan wilayah-wilayah terdampak gempa di NTB ini,” ungkap Rini.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, hingga saat ini tercatat sudah ada 50 BUMN yang telah bersinergi menyalurkan bantuannya bagi para korban dengan nilai total mencapai Rp 13,2 miliar. Ke-50 BUMN tersebut yakni Bank Mandiri, Pertamina, Bulog, Wijaya Karya, ITDC, Bank BRI, Kimia Farma, Bank BNI, PLN, Jasa Raharja, Telkom, Jasindo, Askrindo, Adhi Karya, Pegadaian, Jasa Marga, Pelindo I, Perumnas, KAI, Garuda Indonesia, Hutama Karya, Sucofindo, Pelni, PT Pos, PGN, Indah Karya, PT Bima Bisma Indra, Angkasa Pura I, INKA, Dahana, Balai Pustaka, Perum Jasa Tirta II, Semen Indonesia, Indra Karya, PTPN Holding, Krakatau Steel, Jamkrindo, Pupuk Indonesia, Brantas Abipraya, Taspen, Djakarta Lloyd, PAL Indonesia, Inalum, Perindo, Waskita Karya, Patra Jasa, Jiwasraya, Perumnas, dan PT Kawasan Industri Medan (KIM), Pelindo III dan Pindad.
BUMN telah bersinergi mendirikan 38 posko bantuan untuk mendukung penanganan gempa. Selain bahan pokok, perusahaan-perusahaan milik negara juga memberikan bantuan kesehatan dan tenaga medis, ambulance, trauma center, layanan keuangan, alat berat hingga layanan energi. Posko-posko BUMN yang dibangun berada di wilayah Mataram, Kecamatan Gunung Sari, Senggigi, Pemenang, Sembalun, Bayan, Madayin, Kayangan, Sambelia, Batukliang Tanjung dan Gangga.
Tak hanya itu, dalam berupaya memastikan keberlangsungan kebutuhan dasar dan roda perekonomian setempat, PT Telkom juga memastikan pelayanan telekomunikasi tetap berjalan dengan layanan telepon dan SMS gratis, layanan charger, hingga SIM card gratis. Adapun upaya lainnya seperti layanan energi oleh Pertamina, layanan listrik oleh PLN, layanan logistik bantuan oleh Pos Indonesia, layanan perbankan oleh Himbara, layanan pelayaran oleh ASDP dan Pelni, layanan sembako oleh Bulog hingga layanan transportasi udara oleh Angkasa Pura I dan Garuda Indonesia.
Selain itu, BUMN juga telah mengirimkan bantuan 33 ton baja lapis seng untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan masyarakat yang terdampak gempa. Bantuan material bahan bangunan tersebut diberikan oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebanyak 20 Ton dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia/PPI (Persero) sebanyak 13 ton. Pengiriman material baja lapis seng tersebut menggunakan pesawat bantuan dari Perancis, yaitu Airbus A400 yang diberangkatkan dari lapangan udara Halim Perdana Kusuma pada Jumat (24/08).
Secara teknis, spesifikasi bantuan material yang dikirimkan adalah jenis CRC dengan spesifikasi BjDC 1R dengan ketebalan 0,2 mm dan 0,25 mm serta lebar 914 mm. Baja tersebut kemudian dilapisi dengan galvalum (alumunium, zinc) dan galvanis (zinc) dengan ukuran panjang akhir masing-masing 1829 mm dan 3000 mm. Sebagai acuan dasar, jika lembaran baja dengan panjang 3 meter sebanyak 7.500 lembar, dapat digunakan untuk mengatapi sekitar 450 rumah tipe 45 atau 700 rumah tipe 21. Bantuan ini bertujuan untuk menjaga harga bahan material bangunan di Lombok dan sekitarnya agar tidak melambung tinggi.
Sumber Rilis kementerian BUMN/pressrelease.id