PT Perikanan Indonesia (Persero) atau Perindo telah menerima penggabungan PT Perikanan Nusantara (Persero) alias Perinus. Hal ini sesuai dengan PP No 99 Tahun 2021. Perindo akan mengambil alih dan menanggung seluruh aktiva, pasiva, hak, kewajiban, operasional bisnis, dan pekerja Perinus sebagai akibat dari penggabungan yang akan berlaku pada tanggal efektif.
Tujuan penggabungan atau merger dua BUMN ini adalah untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan penetrasi jaringan bisnis perikanan. Selain itu, merger perlu dilakukan guna mendukung ketersediaan, keterjangkauan, inklusivitas, dan mutu perikanan.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara (Persero), selaku ketua Holding Pangan, Arief Prasetyo Adi menuturkan, Perindo dan Perinus semakin dapat menunjukkan taji kekuatannya usai merger. Masing-masing telah mampu membuktikan kinerja yang positif.
Dia mencontohkan, PT Perindo baru saja melakukan ekspor gurita dari Simeulue Aceh ke Jepang dan PT Perinus mengekspor gurita ke Amerika Serikat. Hasil laut ini adalah tangkapan nelayan Indonesia yang diserap oleh PT Perindo dan PT Perinus. Dengan begitu, nelayan juga merasakan kehadiran dari BUMN Perikanan agar bisa naik kelas.
“Dua BUMN perikanan ini memiliki potensi dan aset yang luar biasa. Keduanya dapat berkontribusi positif melalui langkah-langkah ekspornya,” kata Ariet dalam siaran pers, Rabu (29/9). Dia menambahkan, proses holding pangan sudah memasuki progres akhir.
Direktur Utama PT Perindo Fatah Setiawan Topobroto mengatakan, penggabungan dua BUMN perikanan ini memiliki tujuan yang baik dan arah bisnis yang jelas. Aksi ini diharapkan menjadi kekuatan baru dari satu-satunya BUMN Perikanan di Indonesia yaitu PT Perikanan Indonesia.
Fatah menuturkan, sektor bisnis dan lini usaha PT Perikanan Indonesia tentu bertambah, tidak hanya kuat di lini pelabuhan perikanan dan perdagangan, tetapi di lini penangkapan ikan dan budidaya. Konsolidasi bisnis ini sudah direncanakan secara matang pada aksi-aksi premerger. Adapun kekuatan dari dua BUMN perikanan akan disinergikan dari hulu ke hilir.
“PT Perikanan Indonesia optimistis aksi merger dan holding pangan ke depannya mampu meningkatkan kinerja PT Perindo dari sisi penjualan, pemasaran, laba, penyerapan ke nelayan, distribusi produk, hingga ketersediaan produk di pasaran,” ungkap dia.
Fatah menambahkan, bersatunya PT Perinus ke dalam PT Perindo diharapkan mampu menjadi solusi dari tantangan di sektor perikanan Indonesia. Pasalnya, beberapa masalah perikanan masih mendominasi di hulu dan hilir.
Sementara itu, Direktur Utama PT Perikanan Nusantara (Persero) Sigit Muhartono menjelaskan, tantangan hulu yang kerap dihadapi yaitu nelayan dan pembudidaya dihadapkan pada tekanan harga ikan yang kurang wajar atau murah. PT Perindo dan PT Perinus usai merger diharapkan mampu menyerap hasil tangkapan nelayan (off take) dengan harga yang sesuai.
Sigit menambahkan, tantangan hilir perikanan yaitu fasilitas perikanan masih terkonsentrasi pada wilayah barat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Padahal, sumber daya perikanan yang besar didominasi di wilayah Indonesia bagian timur.
“Tantangan logistik ini yang akan disederhanakan prosesnya agar harga ikan akhir di end user atau konsumen tidak terlalu tinggi,” tuturnya. Sigit menyambut baik aksi merger ini.
Menurut dia, PT Perinus dan PT Perindo ibarat sedang menikah dan bersatu. Dia tidak menampik ada perbedaan. Namun, perbedaan tersebut hendaknya diselaraskan dan dintegrasikan. Dia pun optimistis BUMN Perikanan dengan nama PT Perikanan Indonesia akan bersatu untuk kesejahteraan nelayan, karyawan dan juga bangsa.
Sumber Kontan, edit koranbumn