PT Hutama Karya (Persero) menyatakan hingga kuartal III 2020, perusahaan mencatatkan kinerja operasional dan keuangan yang stabil dengan membukukan pendapatan senilai Rp14.063 triliun.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan pendapatan masih didominasi oleh lini bisnis jasa konstruksi sebesar 84,31 persen dan pengoperasian jalan tol sebesar 10,46 persen.
Menurutnya perseroan mencatatkan kenaikan ekuitas yang didorong oleh pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3,5 triliun pada Juli 2020 dan akhir tahun 2020 kembali memperoleh PMN melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional sebesar Rp7,5 triliun.
“Penambahan Modal Negara ini akan digunakan untuk membiayai beberapa ruas Jalan Tol Trans Sumatera antara lain ruas Pekanbaru – Dumai, ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung, ruas Simpang Indralaya – Muara Enim dan ruas Pekanbaru – Padang seksi Pekanbaru – Pangkalan,” ujarnya dalam siaran persnya Kamis (31/12/2020).
Menurutnya meski sedang dihadapkan pada tekanan pandemi Covid-19 yang berdampak kepada hampir seluruh sektor industri, perusahaan masih dapat menjaga kinerja keuangan pada level yang cukup stabil.
Budi menyatakan selama pandemi ini, Hutama Karya terus mendorong kampanye 3M dalam mencegah penyebaran pandemi Covid-19 di setiap operasional perseroan, yaitu dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
“Kami optimis kinerja Hutama Karya akan terus bangkit seiring perolehan sejumlah kontrak baru. Kami juga telah memaksimalkan potensi human capital yang dimiliki oleh Hutama Karya. Tentu kami berharap, di tahun depan pandemi ini dapat segera berlalu, sehingga Hutama Karya siap menorehkan kembali kinerja maksimal seperti tahun-tahun sebelumnya,” terang Budi.
Hingga September 2020, Hutama Karya telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp11,27 triliun dengan kontribusi terbesar berasal dari pekerjaan jalan dan jembatan.
Pada awal November 2020, Hutama Karya baru saja meraih proyek dari Kementerian PUPR untuk pembangunan irigasi rawa untuk pengembangan Food Estate di Kalimantan Tengah dan proyek dari Angkasa Pura I untuk peningkatan daya dukung perkerasan Runway Eksisting serta perpanjangan Runway Bandara Internasional Lombok.
Kemampuan Hutama Karya untuk tumbuh didukung oleh kondisi keuangan hingga kuartal III 2020 dimana perusahaan membukukan kas dan setara kas berada pada posisi Rp 8,51 Triliun.
Dari aspek solvabilitas, gross gearing ratio dan net gearing ratio masing – masing berada pada level 0,34 kali dan 0,04 kali apabila tidak memperhitungkan utang yang dijamin Pemerintah dimana 83 persen dari total utang perusahaan dijamin penuh oleh Pemerintah berdasarkan Perpres No. 100 Tahun 2014.
Sumber Bisnis, edit koranbumn