PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. masih optimistis mengenai kinerja penyaluran kredit kendati ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan perseroan saat ini menunggu perkembangan kondisi PPKM beberapa waktu ke depan untuk bisa menetapkan apakah target akan direvisi turun atau direvisi naik.
“Namun, dengan pertumbuhan positif kredit BRI sejauh ini, kami masih optimistis pertumbuhan kredit BRI akan terus membaik dan target pertumbuhan kredit sebesar 7 persen dapat tercapai,” sebutnya
Strateginya, dia melanjutkan, BRI akan tetap fokus pada segmen UMKM, dengan menyasar sektor yang tetap tumbuh di tengah pandemi seperti pertanian, pangan, obat obatan, dan alat kesehatan.
Terlebih, menurut hasil riset BRI, faktor utama pendorong pertumbuhan kredit tersebut yakni konsumsi dan daya beli masyarakat yang mulai pulih.
“Oleh karenanya, untuk memacu pertumbuhan kredit terhadap UMKM, BRI terus berkomitmen menjadi partner strategis pemerintah dalam menyalurkan berbagai bantuan stimulus,” sebutnya.
Sementara itu, berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit Mei 2021 tercatat Rp5.512,2 triliun dengan pertumbuhan -1,3 persen secara tahunan. Kendati demikian, kinerja secara bulanan sudah naik 0,6 persen.
Berdasarkan kebutuhan, kredit konsumsi yang telah menunjukkan pertumbuhan tahunan positif 1,3 persen. Sementara itu, kredit modal kerja dan investasi masih mencatatkan kinerja tahunan negatif.
Namun, jika menyelisik lebih dalam, kredit modal kerja sudah menunjukkan perbaikan dengan bulanan positif 1,4 persen, sedangkan kredit investasi hanya terkontraksi tipis.
Melihat kondisi tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun memperkirakan kredit perbankan hanya akan mampu dipertahankan di kisaran 6 persen, dari sebelumnya yang harusnya dapat mencapai 7 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn