Proses pemugaran dan renovasi Gedung Sarinah di Jalan M.H. Thamrin membuat keuangan perusahaan semakin tertekan di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati menyebut perusahaannya saat ini terkena dampak ganda.
“Dari Covid-19 itu sendiri dan juga dari proses pemugaran,” kata Fetty kepada Komisi BUMN DPR di Jakarta, dilansir dari Tempo.co, Senin (28/9/2020).
Menurutnya, renovasi gedung ini menyebabkan semua toko ritel yang ada di Gedung Sarinah harus tutup selama satu tahun lamanya. Alhasil, semua toko baru bisa buka lagi Agustus 2021, saat proses renovasi rampung.
“Sehingga tahun 2020, diprediksikan akan loss,” kata Fetty. Dalam paparannya, kerugian diprediksi sampai Rp 29,9 miliar pada tahun ini.
Tapi Fetty yakin kondisi ini tidak berlangsung lama. Ketika nanti renovasi rampung Agustus 2021, maka perusahaan diprediksi kembali meraup laba. “Profit bisa positif, walau relatif kecil,” kata dia.
Dalam paparan, Fetty memproyeksikan laba bisa mencapai Rp 3,7 miliar pada tahun mendatang.
Saat ini, pemugaran telah berlangsung. Rencana ini sebelumnya ramai setelah salah satu toko, yaitu McD Sarinah mengumumkan bahwa mereka akan berhenti operasi dari gedung tersebut.
Pada 9 Mei 2020, Sarinah mengumumkan secara resmi rencana renovasi ini. “Sebagai dampak renovasi ini dan dalam menjaga Golden Rule maka secara fisik gedung harus dikosongkan dan pembongkaran gerai-gerai penyewa juga perlu dilakukan,” kata bos Sarinah saat itu, Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa.
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menjelaskan renovasi dilakukan untuk mengembalikan fungsi Sarinah sebagai pusat promosi UMKM lokal. Anggaran yang dikeluarkan yaitu Rp700 miliar.
“Jadi sebagai marketplace UMKM lah, meletakkan UMKM di sana, jangan di belakang,” kata Arya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn