Puluhan tahun menggeluti usaha pertukangan kusen membuat Holidi telah berpengalaman dalam menjalankan profesinya. Tak heran jika pesanan datang terus kepadanya.
Pria asal Kurau, Kabupaten Bangka Tengah ini dulunya memilki keahlian sebagai tukang bangunan. Namun, dirinya juga memiliki bakat untuk membuat kusen, menurutnya bakat ini didapatkan dari turun temurun.
Holidi menceritakan, dirinya semula memiliki workshop atau tempat pembuatan kusen di Desa Kurau, namun karena beberapa kendala Ia memindahkan tempat pembuatan kusennya ke Desa Penyak. Tapi belum semua barangnya dipindahkan ke tempat barunya karena masih dalam persiapan.
Sebagai tukang kusen, pria yang kerap disapa Didok ini menceritakan Ia harus update dan terus mengikuti perkembangan dalam dunia perumahan. Karena model-model kusen yang dipesan terus berkembang.
Namun, tak dipungkiri alat menjadi salah satu kendala baginya untuk bisa berimprovisasi dalam membuat beragam jenis kusen. Sedangkan untuk menambah mesin dirinya masih terbatas biaya karena harus menyimpan modal untuk bahan baku seperti kayu dan lainnya.
Selama ini, dirinya hanya memproduksi kusen dengan peralatan manual yang dimilikinya. Namun lama kelamaan alat ini sudah tak efektif lagi, karena banyak potongan kayu yang terbuang
Dari sisi waktu juga, dirinya membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menyelesaikan kusen. Sehingga kadang dirinya tak bisa mengakomodir pesanan para pelanggan.
“Awalnya masih pakai manual mesin propil, sugu dan lainnya. Tapi setelah tau dari teman ada program permodalan dari PT Timah Tbk, saya pinjam modal untuk beli mesin sirkel,” ceritanya beberapa waktu lalu saat ditemui di workshopnya di Kawasan Jalan Raya Penyak.
Setelah memiliki mesin sirkel dan beberapa peralatan pendukung lainnya, pekerjaannya bisa jadi lebih efektif, Ia bisa meningkatkan jumlah pesanan, kayu yang terbuan juga semakin sedikit sehingga semuanya bisa dioptimalkannya.
“Setelah punya mesin sirkel tidak lagi banyak buang kayu lagi, apalagi saat ini kayu harganya sudah mahal. Semuanya bisa termanfaatkan. Bersyukur sekali dengan adanya modal dari PT Timah Tbk,” katanya.
Menurut Didok, meski saat ini kusen terus berkembang dimana bahan bakunya tidak hanya kayu tapi juga rangka baja. Hal inilah yang membuat Ia harus terus belajar dan berinovasi.
“Sebenarnya setiap rumah pasti tetap butuh kayu, hanya saja memang ini terus berkembang ada rangka baja. Ini saya sebagai tukang kusen harus tetap berinovasi,” katanya.
Diakuinya, memang saat ini untuk kayu sebagai bahan baku pembuatan kusen memang sudah semakin berkurang, Namun masih tetap ada dan mudah ditemukan.
Ia mengakui, dirinya telah menerima pesanan baik rumah pribadi, instansi pemerintahan. Dimana pesenan tidak hanya datang dari Bangka Tengah saja melainkan juga dari Kabupaten lainnya.
Baginya banyak sekali manfaat yang telah dirasakannya menjadi mitra binaan PT Timah Tbk. Selain dapat meningkatkan ekonomi keluarga usahanya juga semakin berkembang dengan peralatan yang dimiliki.
“Banyak sekali manfaat jadi mitra binaan PT Timah Tbk, dari yang awal hanya kerja manual, sekarang saya punya mesin sirkel, mesin potong dan itu sangat memudahkan pekerjaan saya,” tandasnya. *