PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID menyambut baik niat Amerika Serikat (AS) untuk bekerja sama atau berinvestasi pada sektor mineral kritis di Indonesia.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk menjalin kerja sama dengan negara mana saja, tak terkecuali dengan Amerika Serikat.
“MIND ID terbuka untuk menjalin kerja sama bilateral dengan negara-negara lain non-China dalam pengelolaan rantai nilai mineral strategis dan mineral kritis,” kata Dilo
Bentuk keterbukaan tersebut, kata Dilo, salah satunya bisa terlihat dari kerja sama antara perseroan dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Ford. Selain itu, MIND ID juga bekerja sama dengan Freeport McMoran pada komoditas tembaga yang juga masuk dalam kategori mineral kritis.
Tidak sampai situ, Dilo menuturkan, saat ini MIND ID juga terus menjajaki potensi kerja sama dengan pabrikan otomotif dari Eropa, seperti Volkswagen atau VW.
“Hal ini menunjukan bahwa MIND ID sangat terbuka untuk kerja sama dan terus berinisiatif membuka peluang kerja sama yang baru,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat (AS) mengincar kerja sama mineral kritis dengan Indonesia. Pemerintah AS menganggap kerja sama tersebut bakal banyak mendatangkan investasi.
Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Bidang Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan Jose W. Fernandez menuturkan, terdapat potensi besar dalam kerja sama mineral kritis dengan Indonesia sehingga pihaknya terus mendiskusikan perjanjian mineral kritis.
Dia menuturkan bahwa diskusi mengenai perjanjian mineral kritis tengah berlangsung, tetapi pihaknya tidak dapat memberikan rincian timeline lebih lanjut.
“Tetapi ini adalah diskusi yang positif dan kami ingin bekerja menuju perjanjian mineral kritis yang akan memungkinkan lebih banyak perusahaan dari Amerika Serikat dan tempat lain untuk berinvestasi di industri mineral kritis di sini, di Indonesia,” jelasnya dalam roundtable media briefing di Kedutaan Besar AS di Jakarta, Senin (15/7/2024).
Dia bercerita bahwa pihaknya telah berbicara dengan pemerintah mengenai kemitraan keamanan mineral (mineral security partnership), yakni kemitraan dari 14 negara ditambah Uni Eropa yang mencakup lebih dari 55% produk domestik bruto (PDB) dunia. Negara-negara tersebut meliputi India, Australia, Jepang AS, dan lainnya.
Adapun, pihaknya juga percaya bahwa kemitraan keamanan mineral memberikan peluang lain bagi AS untuk mempromosikan investasi yang bertanggung jawab pada mineral penting. Hal ini dilakukan dengan cara menjunjung tinggi standar lingkungan, sosial, dan tata kelola yang tinggi.
Sumber Bisnis, edit koranbumn