Memasuki kuartal II-2020, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berencana untuk merevisi rencana kerja di tahun ini. Hal itu dilakukan untuk memitigasi dampak dari pandemi Corona (Covid-19) yang diprediksi masih akan menekan pasar dan harga batubara.
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Hadis Surya Palapa mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang melakukan kalkulasi ulang terhadap rencana produksi dan penjualan di tahun 2020. Hadis bilang, kalkulasi ulang dilakukan dengan mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan muncul akibat dari semakin meningkatnya penyebaran covid-19.
“Berdasarkan pendapat dari beberapa analis, kuartal II-2020 merupakan saat-saat yang memerlukan extra effort bagi para miners. Karena dampak dari penyebaran Covid-19 ini akan mulai signifikan terlihat misalnya penurunan demand,” kata Hadis
Menurutnya, tren peningkatan konsumsi batubara di China setelah sempat terpuruk karena corona belum akan berdampak signifikan terhadap penjualan batubara PTBA lantaran porsinya yang tidak dominan.
Meski begitu, mulai pulihnya konsumsi batubara di China menjadi sentimen positif bagi produsen batubara, karena Negeri Tirai Bambu tersebut merupakan importir batubara terbesar di dunia.
“Mulai pulihnya konsumsi batubara di China tentunya merupakan kabar baik. Tapi sebagai informasi, volume penjualan PTBA ke China pada tahun ini sekitar 2%-4% dari total rencana penjualan,” ungkap Hadis.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, tahun ini PTBA berencana untuk memproduksi 30,3 juta ton batubara atau naik sekitar 4% dari realisasi tahun 2019 yang sebanyak 29,1 juta ton.
Di sisi lain, PTBA menargetkan mampu menjual 29,9 juta ton batubara dengan rincian 21,6 juta ton untuk pasar domestik dan 8,3 juta ton untuk pasar ekspor. Target ini naik 8% dari realisasi penjualan sepanjang 2019 yang sebesar 24,7 juta ton.
Peningkatan target penjualan ditopang oleh target ekspor untuk batubara medium to high calorie ke premium market sebesar 2,3 juta ton.
Dalam hitungan PTBA, kondisi pasar dan harga batubara pada triwulan I tahun ini mengalami penurunan sebanyak 25%-30% dibandingkan indeks pada kuartal I tahun lalu yang masih berada di atas US$ 90 per ton.
Kendati demikian, Hadis mengklaim bahwa di tengah pandemi corona, kinerja operasional PTBA masih mencatatkan hasil yang memuaskan meski ada kontraksi sekitar 2%. “PTBA memiliki performa yang cukup baik pada kuartal I-2020. Hanya mengalami sedikit kontraksi atau sekitar 98% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,” tandas Hadis.
Sumber Kontan, edit koranbumn