PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat adanya kenaikan pengoperasian kapal dan jumlah penumpang pada mudik Lebaran 2022, dibandingkan dengan 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, pemerintah akhirnya memperbolehkan lagi mudik Lebaran setelah dua tahun sebelumnya (2020 dan 2021) tidak diperbolehkan karena alasan pandemi Covid-19.
Geliat tersebut di antaranya terlihat di Pelabuhan Merak. General Manager (GM) PT ASDP Cabang Merak Lutfi Pratama menjelaskan bahwa kapal-kapal yang beroperasi pada arus mudik Lebaran tahun ini mengalami kenaikan sebesar 17 persen dibandingkan dengan 2019.
“Pada tahun 2019 kapal yang beroperasi 23. Saat ini existing di 2022 27 unit armada,” jelas Lutfi saat berdiskusi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pada acara peluncuran Posko Mudik Lebaran 2022, Senin (25/4/2022).
Selain itu, jumlah penumpang di atas kendaraan naik pada tahun ini sebesar 33 persen atau menjadi 118.000 penumpang, dari sebelumnya sebanyak 89.000 penumpang pada 2019.
Kemudian, jumlah kendaraan roda empat yang naik ke kapal ASDP pada tahun ini naik ke 14.000 kendaraan dari sebelumnya 2.900 kendaraan pada 2019, atau naik sebesar 42 persen.
Peningkatan tertinggi yakni terjadi pada kendaraan angkutan barang atau logistik sebesar 95 persen. Pada 2022, jumlah kendaraan logistik naik menjadi 10.485 kendaraan dari sebelumnya sebanyak 5.300 pada 2019.
Ke depan, Lutfi memprediksi kenaikan jumlah kendaraan roda dua yang akan melakukan layanan penyeberangan dari ASDP.
“Saat ini [jumlah kendaraan] roda dua masih rendah 8 persen dibandingkan dengan 2019,” tutup Lutfi.
Menanggapi data tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan terdapat dua kemungkinan dari adanya kenaikan baik jumlah penumpang. Kemungkinan pertama, lanjutnya, yakni adanya lonjakan dari tahun ke tahun.
Sementara itu, kemungkinan kedua yakni para pemudik yang menyeberang bersama ASDP memajukan waktu mudiknya.
Di sisi lain, Budi berpesan agar ASDP melakukan simulasi secara kuantitatif untuk mengantisipasi kemungkinan kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Merak dan Bakauheni, akibat antrean calon penumpang kapal.
Sebelumnya, Kemenhub juga sempat menyampaikan bahwa Pelabuhan Merak dan Bakauheni merupakan di antara titik lokasi yang perlu diantisipasi akibat potensi kemacetan yang cukup besar.
“Ini perlu simulasi agar kita tidak mengalami stagnasi [kemacetan]. Karena kalau stagnasi di Merak maupun Bakaheni sampai enam jam, itu akan membuat kegaduhan yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn