PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I dan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II mengupayakan untuk menambah jam operasionalĀ bandaraĀ pada saat periode mudik Lebaran 2022 merespons berkurangnya jumlah pesawat yang dioperasikan oleh maskapai.
Direktur Utama AP Faik Fahmi mengatakan pada periode lebaran 2022, sebagai operator bandara pihaknya akan lebih fleksibel dengan permintaan optimalisasi jadwal penerbangan yang dilakukan oleh maskapai. Termasuk, menyiapkan diri untuk menambah jam operasional bandara hingga 24 jam.
“Pandemi Covid-19 banyak maskapai mengurangi jumlah pesawat yang dimiliki oleh maskapai. Dengan keterbatasan jumlah pesawat maskapai akan mengoptimalkan frekuensi penerbangan sehingga menuntut operasi bandara ditingkatkan hingga 24 jam,” ujarnya, Kamis (21/4/2022)
Senada, Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menuturkan saat ini ada deviasi yang cukup jauh antara jumlah alat produksi maskapai dengan tren pergerakan penumpang. Jumlah masyarakat yang ingin bepergian selama mudik berbanding terbalik dengan jumlah pesawat yang digunakan untuk melayani penerbangan berkurang.
“Kami rasa perlu diantisipasi oleh maskapai bagaimana tingkat Utilisasi pesawat. Karena load factor atau utilisasi pasti berkurang,” katanya.
Awaluddin melanjutkan penurunan jumlah pesawat memberikan dampak baik bagi operator maskapai maupun bandara. Dari sisi maskapai, operator pesawat terbatas dalam menambah frekuensi penerbangan.Sedangkan dari sisi bandara, operator harus menambah jam operasi akibat jam layanan penerbangan menjadi lebih panjang.
āJadi tetap ada deviasi. Kalau fenomena ini berlanjut, ini perlu disikapi. Kami dengar beberapa maskapai melakukan upaya untuk penambahan armada yang mereka miliki,ā katanya.
Awaluddin memaparkan tren berkurangnya jumlah pesawat tercermin dalam data AP II. Data pergerakan pesawat pada Januari -Maret 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 turun di kisaran 9-11 persen.
Lalu dibandingkan dengan Lebaran 2019, pergerakan pesawat untuk angkutan mudik pada 2022 untuk aircraft movement baru mencapai 78 persen dari angka normal.
Data ini berbanding terbalik dengan pergerakan penumpang yang pada saat ini sudah mencapai 87 persen dibandingkan dengan pada 2019.
Di tengah peningkatan jumlah penumpang pada kuartal I/2022, kata dia, angka pergerakan pesawat tidak terlalu memuaskan. Dari sisi produksi, total trafik pesawat pada tiga bulan pertama tahun ini hanya 106.000. Sedangkan pada 2021, jumlah trafik itu justru lebih rendah, yakni 95.000. Padahal, pergerakan penumpang sudah menembus 11,71 juta.
Adapun penurunan jumlah pesawat terjadi karena penarikan armada oleh lessor. Selain itu, banyak unit maskapai yang sedang dalam masa perawatan akibat lama dikandangkan lantaran pandemi Covid-19.
“Sebetulnya kita enggak terlalu puas di pergerakan pesawat karena alat produksi maskapai pesawat turun drastis,” tekannya.
Meski penurunan pergerakan pesawat tidak akan berdampak terhadap pendapatan bandara, Awaluddin mengupayakan untuk menggenjot pergerakan penerbangan dengan memaksimalkan aset-aset yang dimiliki perseroan yang memiliki valuasi tinggi.
Sumber Bisnis,edit koranbumn