Mulai 1 Mei 2020 penjualan tiket kapal penyeberangan atau feri akan beralih ke layanan online. Seluruh pembelian tiket secara langsung akan ditutup, dan masyarakat bisa memesan tiket lewat website ferizy.com.
“Layanan ini akan berjalan efektif nanti tanggal 1 Mei, sampai sekarang saya berpandangan sampai 1 Mei batas akhir untuk pembelian langsung. Jadi mulai Mei, tinggal nge-tap masuk ke kapal,” kata Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam video conference bersama wartawan, Jumat (17/4/2020).
Sebagai operator fasilitas penyeberangan, Dirut PT ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi mengatakan fasilitas pembelian tiket secara online ini bisa mengurangi antrean panjang di loket pada setiap pelabuhan.
Khususnya saat musim lonjakan penumpang seperti mudik lebaran misalnya, Ira menyebut bisa sampai 11 km antrean kendaraan di loket pelabuhan.
“Selama 46 tahun kita gunakan operasional yang nggak berubah, di satu sisi ini kepraktisan bagi orang-orang, tapi ada masalah di situ. Bila terjadi di musim peak season ini situasi akan tak terkendali penumpang bisa antre sampai 11 km,” ujar Ira.
“Kita sudah launch dari 1 Maret, ini tiket bisa dipesan sejak 30 hari sebelumnya,” jelasnya.
Kembali ke Budi, dia mengatakan bahwa pihaknya juga sudah menggandeng minimarket Alfamart dan Indomaret sebagai salah satu jalur distribusi tiket. Masyarakat bisa membeli dan membayar tiket di minimarket terdekat.
“Dalam waktu dekat mudah-mudahan tidak sampai 15 Mei, malah kata direksinya tadi sebelum 1 Mei Alfamart dan Indomaret mau menjual tiket penyeberangan,” kata Budi.
Di tengah situasi virus Corona yang mewabah seperti ini, anjuran psyhical distancing harus diterapkan. Dengan layanan tiket online maka anjuran tersebut bisa dilakukan.
“Dengan adanya COVID-19 yang nggak tahu sampai kapan keperluan psyhical distancing tinggi, penggunaan sistem online kami pandang menjadi upaya untuk menjaga social distancing dan kenyamanan penumpang,” ungkap Ira.
Dengan dijualnya tiket secara online, data jumlah penumpang yang akan menggunakan kapal juga diketahui lebih taktis. Dengan begitu, pihaknya lebih mudah mengatur kerumunan di pelabuhan.
“Kita jadi tahu demand berapa, berapa banyak yang mau masuk ke pelabuhan di jadwal tertentu,” kata Ira.
“Dulu kan kendaraan datang kan datang saja. Kalau dengan sistem online ada kuotanya jelas, ada jumlah tertentu, sehingga kenyamanan terjaga orang datang dengan waktu pada jadwal yang dia pesan, 30 menit sebelumnya,” lanjutnya.
Sumber detik, edit koranbumn