Dia menjelaskan transformasi yang terus dikedepankan dan menjadi strategi perusahaan menghadapi beragam tantangan. Transformasi dilakukan menyeluruh dengan titik berat pada tata kelola dan sumber daya manusia.
Selanjutnya, transformasi digital menjadi pendekatan strategis lainnya yang diusung ke PTPN V. Teknologi dan digitalisasi diusung dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang ada sehingga aktivitas operasional perusahaan menjadi jauh lebih efektif dan efesien.
“Hasilnya, di tengah badai pandemi Covid-19 tahun lalu, pendapatan bersih PTPN V melejit hingga 620 persen dibandingkan dengan periode 2019 yang senilai Rp67,29 miliar,” ujarnya.
Secara keseluruhan, dia menyampaikan total pendapatan perusahaan di 2020 mencapai Rp5,32 triliun. Angka itu meningkat 28,78 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Begitu juga dengan pendapatan sebelum depresiasi dan amortisasi atau EBITDA yang tercatat mencapai Rp1,28 triliun atau melesat 74,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut Jatmiko, pencapaian tersebut tidak hanya karena harga komoditas yang membaik di 2020. “Harga komoditas memberi kontribusi hingga 69 persen atas peningkatan laba, sementara 31 persen peningkatan laba merupakan hasil jerih payah seluruh insan Perusahaan dalam upaya menjalankan best practices dan efisiensi,” ungkapnya.
Dengan luas lahan menghasilkan mencapai 66,75 ribu hektare dan produktivitas TBS PTPN V yang mencapai 22,87 ton per hektare, perusahaan plat merah itu berhasil memproduksi 1,59 juta ton sawit. Angka itu meningkat 0,46 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain dari kebun inti, PTPN V sebagai perusahaan negara juga menyerap TBS masyarakat. Sehingga, total TBS yang diolah PTPN V menjadi CPO mencapai 2,54 juta ton. “40 persen Produksi CPO PTPN V berasal dari buah sawit masyarakat. Dengan begitu, total jumlah produksi TBS kebun sendiri dan pembelian dari plasma sepanjang 2020 lalu mencapai 2,54 juta ton,” urai Jatmiko.
Dari jumlah tersebut, sawit yang diolah menjadi CPO tercatat sebesar 543,02 ribu ton atau meningkat 8,99 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan produksi minyak inti sawit yang mencapai 107,85 ribu ton atau melonjak 10,29 persen dibandingkan 2019.
Lebih jauh, Jatmiko yang juga Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Riau itu menjelaskan bahwa pandemi Covid 19 belum usai.
“Semoga kinerja keuangan dan operasional 2020 menjadi ‘positive driver’ untuk mewujudkan aspirasi pemegang saham menjadi perusahaan perkebunan yang berkontribusi pada percepatan pemulihan ekonomi nasional.”
Sumber Bisnis, edit koranbumn