“Yang dua sudah ada di Menteri Keuangan RDPP semua sudah [di Menkeu], karena kami dengan PT SMI [Sarana Multi Infrastruktur] prosesnya, kalau RPDP nya sudah tersedia, langsung kita tender,” kata Basuki saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Senin (15/9/2025).
Adapun, dua investasi KPBU tersebut memiliki nilai mencapai Rp19,8 triliun. Perinciannya, sebesar Rp10 triliun merupakan komitmen investasi KPBU dari PT Intiland Development Tbk. (DILD).
Sementara sisanya yakni sebesar Rp9,8 triliun merupakan komitmen investasi yang dilayangkan oleh PT Nindya Karya (Persero).
“Yang dua itu Intiland dengan Nindya Karya. Jadi RPDP itu untuk [mengatur] pembiayaan AP-nya, availability payment ini kami lagi proses,” tambahnya.
Adapun, proyek yang digarap di antaranya 8 rusun KPBU merupakan proyek inisiasi PT Nindya Karya (Persero), sedangkan sebanyak 109 hunian tapak KPBU bakal digarap oleh PT Intiland Development Tbk. (DILD).
Sebelumnya, Badan Otorita melaporkan komitmen investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara kini menembus Rp132 triliun. Bertambahnya komitmen investasi di ibu kota baru seiring dengan masuknya dua investor baru yakni dari Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Sebelumnya, Basuki membocorkan nantinya investasi tersebut tak hanya akan datang dari perusahaan dalam negeri, melainkan juga melibatkan badan usaha internasional.
Adapun, sejumlah badan usaha internasional yang bakal terlibat di antaranya yakni IJM Corporation Berhad yang berasal dari Malaysia dan China Harbour Engineering Co., Ltd. (CHEC) yang merupakan badan usaha asal RRT.
“Pelaksanaannya, ada yang sendiri ada yang membentuk konsorsium. Jadi semua total Rp132 triliun,” tambahnya.
Nantinya, tambah Basuki gelombang investasi jumbo itu akan digunakan untuk merealisasikan kegiatan pembangunan berupa jalan, Multi Utility Tunnel (MUT), hingga hunian baik apartemen maupun rumah tapak.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
















