Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan ada 84 calon emiten yang masih antre untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun, sejumlah perusahaan yang antre IPO di Bursa tersebut mengincar dana IPO dengan total sebesar Rp11,58 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan per 31 Juli 2024 telah terhimpun dana sebesar Rp129,90 triliun dari IPO saham, obligasi, dan rights issue.
“Penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif. Tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp129,90 triliun, dengan Rp4,39 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 28 emiten baru” ujar Inarno dalam Konferensi Pers RDK Bulanan, Senin (5/8/2024).
Ditilik secara terperinci, OJK mencatat nilai penggalangan dana dari 84 calon emiten yang antre IPO tersebut sebesar Rp11,58 triliun. Kemudian, ada penawaran umum terbatas atau PUT sebanyak 6 penawaran, dengan nilai indikatif Rp2,48 triliun.
Selanjutnya, penawaran efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) sebanyak 8 penawaran dengan nilai indikatif Rp8,76 triliun, serta PUB EBUS Tahap I, II, dan seterusnya sebanyak 13 penawaran dengan nilai indikatif Rp10,23 triliun.
Alhasil, dengan jumlah pipeline tersebut, potensi penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp33,04 triliun. Sementara itu, OJK menetapkan target penawaran umum sebesar Rp200 triliun sepanjang 2024.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan 21 perusahaan yang masih berada dalam pipeline IPO. Adapun 2 diantaranya merupakan perusahaan dengan aset di atas Rp250 miliar.
Direktur Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menyebutkan sampai dengan 12 Juli 2024 telah tercatat 32 Perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp4,93 Triliun.
Berdasarkan patauan dataindonesia.id jumlah IPO pada Semester I/2024 setara dengan 31,65% dari jumlah emiten yang IPO pada 2023 lalu sebanyak 79 perusahaan. Namun, nilai penghimpunan dana dari IPO hanya 7,29% dari total perolehan dana sepanjang 2023 yang senilai Rp54,14 triliun.
Kendati demikian, masih terdapat 21 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Sebagai informasi, berikut adalah klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 3 Perusahaan aset skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar.
Lalu 16 perusahaan aset skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar. Terakhir 2 perusahaan aset skala besar dengan nilai di atas Rp250 miliar.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Sumber Bisnis, edit koranbumn