Kepulan asap membumbung tinggi di daerah Kertapati Palembang akibat terbakarnya Tangki Timbun T-04 di Terminal BBM Kertapati milik PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region II Sumbagsel.
Berdasarkan laporan dari TBBM Kertapati, kobaran api mulai terlihat pada pukul 09.05 WIB, dan api sudah padam pada pukul 10.10 WIB. Pemadaman ini dilakukan oleh tim pemadam dari TBBM Kertapati, Depot LPG Pulau Layang, dan 1 truk pemadam kebakaran dari Refinery Unit III Plaju. Penyebab kebakaran saat ini masih dalam investigasi oleh pihak Kepolisian.
Untuk jumlah korbanpun sudah diidentifikasi sebanyak enam (6) orang, dan semuanya sudah dievakuasi dari lokasi dan diarahkan menuju rumah sakit terdekat.
Pjs. Region Manager Communication & CSR Sumbagsel, Taufikurachman membenarkan terjadinya kebakaran ini dan mengatakan jika kebakaran yang terjadi ini merupakan bagian dari simulasi Operasi Keadaan Darurat (OKD) untuk menilai kesiapan personil, sistem, sarana, dan fasilitas yang dimiliki jika menghadapi keadaan sebenarnya.
“Kejadian seperti ini tidak dapat diprediksi, fungsi simulasi pada hari ini adalah melihat kesiapan kami dalam menanggulanginya. Karenanya simulasi ini kami kemas senyata mungkin sehingga yang terlibat harus melakukan perannya semaksimal mungkin,” kata Taufik.
Simulasi OKD Kebakaran di TBBM Kertapati ini termasuk dalam OKD Level 1, atau keadaan darurat yang tidak dapat ditanggulangi oleh lokasi dan membutuhkan bantuan dari lokasi operasi dan unit Pertamina lain di satu region yang sama. Dalam simulasi ini, TBBM Kertapati meminta bantuan kepada Refinery Unit III Plaju, Depot LPG Pulau Layang, dan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang dibawah koordinasi MOR II Sumbagsel.
Pjs. General Manager MOR II Sumbagsel sekaligus Emergency Response Commander, Hendrix Eko Wibowo membenarkan bahwa kebakaran yang terjadi di TBBM Kertapati adalah bagian dari simulasi yang minimal dilkukan satu (1) kali selama satu tahun.
“Kalo dilihat memang simulasi ini hanya berupa kebakaran dan adanya korban, namun dalam penanganannya tidak terbatas hanya memadamkan api, namun bagaimana kami tetap menjaga stok dan distribusi energi khususnya di Palembang dan sekitarnya tetap aman. Kemungkinan terjadinya kejadian seperti ini cukup tinggi bagi perusahaan energi seperti kami, karenanya kesiapan kami menghadapinya pun menjadi penting,” ujar Hendrix.
Hendrix berharap simulasi tanggap darurat yang sudah dilakukan sebanyak tiga (3) kali di region Sumbagsel seperti ini dapat meningkatkan kesiapan seluruh perangkat yang bertanggung jawab serta fasilitasnya saat menghadapi keadaan darurat.
“Seluruh proses simulasi pada hari ini akan di evaluasi, sehingga dapat kami identifikasi apakah prosedur tanggap darurat kami sudah berjalan dengan semestinya dan siap menghadapi kejadian-kejadian serupa di seluruh wilayah operasi MOR II Sumbagsel,” tutup Hendrix.***Communication & CSR Region Sumbagsel
Sumber Rilis PERTAMINA