Sebagai industri semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, PT Semen Padang konsisten untuk menjadikan konsep triple bottom line (Profit, Planet, People) sebagai landasan dalam mengoperasionalkan perusahan agar ramah lingkungan.
“Operasional pabrik yang ramah lingkungan senantiasa menjadi komitmen kami di PT Semen Padang,” Kepala Unit Health Safety Environment (HSE) PT Semen Padang Mustaqim Nasyra di Padang, Selasa (10/11/2020).
Ia mengatakan, sebagai wujud dari konsep triple bottom line, khususnya pada pilar planet atau lingkungan, PT Semen Padang pun telah memasang peralatan pengukur polusi udara untuk mengantisipasi pencemaran udara dari aktivitas pabrik.
Untuk Pabrik Indarung VI, alat yang dipasang adalah bag house filter. Sedangkan untuk di Pabrik Indarung II, III, IV dan V, dipasang electrostatic precipitator (ESP).
“Bag house filter dan ESP itu merupakan alat untuk mengendalikan pencemaran udara yang keluar dari pabrik. Jadi, melalui alat itu lah kami dapat mengendalikan polusi udara dari aktivitas pabrik di PT Semen Padang,” kata Mustaqim.
Selain melalui alat bag house filter dan ESP, lanjutnya, PT Semen Padang dalam mengendalikan polusi udara juga mengandeng Sucofindo untuk mengukur kualitas udara secara berkala satu kali sebulan, dan juga dengan Unilab untuk mengukur kualitas lingkungan di areal perusahaan.
Selain melibatkan Sucofindo dan Unilab untuk pengukuran kualitas udara dan lingkungan, PT Semen Padang juga bekerjasama dengan Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) untuk pengukuran kualitas air yang berasal dari operasional pabrik atau dari areal perusahaan PT Semen Padang.
Dikatakan Mustaqim, banyak hal yang telah dilakukan PT Semen Padang dalam mewujudkan pabrik yang ramah lingkungan. Selain pemasangan alat penangkap debu dan mengandeng Sucofindo dan Unilab, PT Semen Padang juga konsisten melakukan program penghijauan. Tak hanya di kawasan perusahaan, tapi juga di luar perusahaan.
Seperti di area Green Belt misalnya. Hingga Agustus 2020, PT Semen Padang telah melakukan penanaman 600 batang bambu yang bertujuan untuk mengantisipasi sebaran debu dan bunyi ke pemukiman masyarakat di di dekat perusahaan, seperti Perumnas HO Indarung.
Kemudian masih di tahun 2019, PT Semen Padang juga mereklamasi areal bekas tambang batu kapur seluas 45 hektare dengan menanam 77.000 bibit batang pohon berbagai jenis dengan bekerja sama dengan Korem 032/Wirabraja dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat.
“Penanaman puluhan ribu bibit pohon produktif itu menggunakan pupuk Bios 44 buatan Brigjen TNI Kunto Arif Wibowo yang ketika itu menjabat sebagai Danrem 032/Wirabraja,” pungkas Mustaqim.