Hilirisasi batubara menjadi salah satu agenda penting PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Maklum, biaya investasi proyek gasifikasi batubara di Tanjung Enim, Sulawesi Selatan mencapai sekitar US$ 2,4 miliar.
Tapi, emiten pelat merah ini tidak menanggung biaya investasi tersebut. Mitra Bukit Asam, yakni Air Product & Chemical Inc akan menanggung kebutuhan investasi dalam pembangunan pabrik pemrosesan batubara menjadi dymethil eter (DME).
“Setelah fasilitas gasifikasi batubara beroperasi dengan stabil, PTBA memiliki opsi untuk mengambil sebagian kepemilikan saham mitra dalam fasilitas gasifikasi tersebut,” ungkap Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie C, Jumat (30/10).
Proyek gasifikasi batubara PTBA masih berada di tahap awal. Persiapan konstruksi proyek hilirisasi ini direncanakan dimulai pada pertengahan 2021 dengan target operasional tahun 2025.
Selain Air Product yang berasal dari Amerika Serikat, PTBA juga menggandeng PT Pertamina (Persero) sebagai mitra. Pertamina bertindak sebagai off taker atau pembeli produk DME yang merupakan bahan bakar pengganti LPG.
Pabrik gasifikasi batubara PTBA diproyeksikan dapat menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun dengan kebutuhan batubara sebanyak 6 juta ton di tiap tahun. Berdasarkan hitungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, potensi penghematan negara bisa mencapai Rp 8,7 triliun berkat kehadiran DME.
Pollo menyebut, batubara yang akan dipasok pihak PTBA untuk pabrik gasifikasi merupakan batubara berkalori rendah. Seluruh kebutuhan batubara sebagai bahan baku pembuatan DME didatangkan dari tambang PTBA di Tanjung Enim. “Hal ini dikarenakan proyek ini merupakan proyek mulut tambang,” kata dia.
PTBA akan mengacu arahan pemerintah terkait harga jual batubara untuk kebutuhan bahan baku produk DME, yakni berkisar US$ 21 per ton. Harga jual tersebut telah disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam beberapa kesempatan.
Pollo melanjutkan, proyek gasifikasi batubara ini akan mendatangkan manfaat bagi keberlanjutan bisnis PTBA di sektor pertambangan. Dalam hal ini, PTBA bakal mendapatkan dampak langsung berkat penjualan batubara sekitar 6 juta ton per tahun untuk menunjang operasi fasilitas gasifikasi. “Kami juga akan menerima manfaat dari margin usaha fasilitas gasifikasi batubara ketika PTBA ikut dalam kepemilikan sahamnya,” tandas dia.
Sumber Kontan, edit koranbumn