Masjid As-Shidiq di Pasir Jati, Ujung Berung, Bandung ini bukan masjid biasa. Berada di bawah jaringan transmisi milik PT PLN (Persero), pekarangan masjid yang luas tampak asri dan hijau, penuh dengan beragam tanaman pangan.
Bahkan penyiraman tanaman di halaman masjid ini menggunakan sistem otomatis atau dengan remote control yang dikendalikan menggunakan ponsel. Listriknya tentu saja berasal dari PLN.
Hal ini memikat Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir yang berkunjung melihat kreativitas warga di komunitas masjid ini. Mereka ini merupakan mitra binaan PLN yang secara inovatif memanfaatkan pekarangan menjadi lebih produktif dengan keragaman tanaman pangan.
Di pekarangan ini, ada tempat pembibitan benih sayur, tanaman cabai, sayur selada, seledri, terong dan sejumlah tanaman lain yang membuat Masjid di Kelurahan Pasirjari ini terlihat unik.
Masjid ini memang termasuk dalam lokasi buruan atau pekarangan Sehat Alami Ekonomis (SAE). Digunakan untuk bercocok tanam dengan menggulirkan program Masjid Makmur Tur Alus Hejo Pakarangan (Mamatahan), turunan dari program Buruan SAE Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, sehingga dinamakan “Buruan SAE As-Shidiq”.
Ide program dari pemerintah setempat ini sejatinya merupakan pengelolaan lahan kosong untuk ditanami tanaman pangan atau beternak sebagai sumber protein hewani, sehingga lebih produktif. Berkat peran PLN yang turut mendampingi komunitas warga masjid lewat Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), lahan yang berada di jalur kelistrikan dan merupakan aset PLN tersebut pun diberdayakan sehingga menjadi area hijau urban farming.
Pujian pun datang dari Erick yang melihat keunikan dari konsep TJSL yang disinergikan dengan program pemerintah setempat itu.
“Ini semua tanaman yang bisa dikonsumsi, organik juga. Misalnya di setiap masjid bisa menanam seperti ini luar biasa, saya terinspirasi,” puji Erick di sela-sela kunjungannya, Sabtu (09/10/2021).
Tanpa sungkan, Erick pun turut langsung memanen sawi yang ditanam di plastik polybag dan dengan bangga menunjukkannya ke kamera. Sebuah ungkapan kebanggaan terhadap inisiatif dan kreativitas PLN bersama warga komunitas masjid.
Buah inspirasi, Erick pun berencana menerapkan program Buruan SAE ini di setiap masjid BUMN yang ada di seluruh Indonesia. Keberhasilan program ini menurutnya menjadi hal yang sangat positif di saat efek dari pandemi mulai berkurang.
Terlebih melalui program ini, peran masjid sebagai penggerak perubahan dapat terlihat.
“Karena itu BUMN, PLN khususnya, masuk dalam ekonomi yang di bawah. Masjid selain rumah ibadah juga bisa menjadi rumah pendidikan, rumah ekonomi. Ini yang saya rasa menjadi terobosan luar biasa yang hari ini bisa saya saksikan,” kata Erick.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan, perseroan akan mengadopsi program seperti ini, khususnya di lokasi-lokasi dekat transmisi. PLN melihat potensi besar di balik program pemanfaatan aset lahan ini untuk mendukung agenda ketahanan pangan nasional.
Pengembangan Urban Farming di pekarangan masjid tak hanya bermanfaat bagi warga sekitar. PLN sendiri mendapat dampak positif terhadap operasi kelistrikannya melalui program ini. Sebab melalui komunitas warga masjid ini juga, PLN terbantu dalam melakukan sosialisasi keselamatan kelistrikan.
Bob Saril menyebutkan, bagi PLN sangat penting dalam melakukan program TJSL untuk bisa disinkronisasikan dengan program kerja. Salah satunya dalam hal mendorong edukasi dan sosialisasi keselamatan kelistrikan untuk aset PLN yang membentang di seluruh Indonesia, baik itu transmisi maupun distribusi.
“Ini merupakan contoh sinergi program TJSL yang baik. Karena dampaknya luar biasa,” tegasnya.
Menambahkan hal tersebut, General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (UIT JBT) Sumaryadi menyampaikan sepanjang tahun 2020 – 2021 cukup banyak gangguan transmisi akibat layang-layang di seluruh wilayah kerja PLN, terutama di Jawa Barat. Pihaknya berharap dengan sinergi bersama komunitas warga masjid, sosialisasi dan edukasi soal kelistrikan dapat dikerjakan bersama selain menggarap program TJSL.
Di sisi lain, Ketua Kelompok Tani Buruan SAE Masjid As-Shidiq Agus Rohman pun berterima kasih atas program TJSL PLN untuk komunitasnya. Melalui program PLN Peduli, mereka dapat mengganti meja tempat pot dengan yang lebih bagus sehingga bisa ditanamkan sistem penyiraman otomatis.
“Karena banyak tanaman gagal panen karena kurangnya penyiraman. Dengan sistem otomatis, setiap hari ada 3 jadwal khusus tanpa perlu ada manusia tanaman tetap bisa tersiram sendirinya,” jelas Agus.
Agus dan rekan komunitasnya pun kini turut merawat masjid sembari aktif memberikan edukasi ke masyarakat bahwa bertani bisa di lahan yang terbatas.
“Selama ini image bertani membutuhkan lahan luas bisa kita patahkan. Kami sangat tidak menduga kami mendapat bantuan dari PLN sehingga bisa mengembangkan kelompok tani kami,” kata Agus.
Ke depan, PLN akan terus memasifkan pemanfaatan lahan terbuka di dekat aset PLN seperti lahan didekat transmisi dikombinasikan dengan program Electrifying Agriculture guna meningkatkan perekonomian masyarakat.
Electrifying Agriculture merupakan program yang dijalankan PLN dalam mendukung sektor pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan sektor agrikultur lain dengan memanfaatkan listrik untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasional.