PT Angkasa Pura II meningkatkan kemampuan infrastruktur sisi udara di Bandara Soekarno-Hatta menjelang periode angkutan Natal dan Tahun Baru 2020/2021 yang akan berlangsung dari 18 Desember 2020 sampai 4 Januari 2021.
Sekitar sepekan menjelang periode Nataru, runway utara (runway 2) telah mendapat rekomendasi nilai Pavement Classification Number (PCN) yang baru yakni 131 R/D/X/T dari Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan melalui surat tertanggal 8 Desember 2020.
Hal ini setelah PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan penebalan runway (overlay) sebanyak 3 lapis dengan ketebalan total 19 cm menggunakan aspal spesifikasi khusus yakni Polimer Modified Bitumen Penetration Grade 76 (PMB PG 76) yang tuntas pada 2019 kemudian dilanjutkan dengan inspeksi dan penilaian sebelum akhirnya diterbitkan rekomendasi baru tersebut pada 2020.
Artinya, runway 2 berdimensi 3.600 x 60 meter yang memiliki lapisan lebih tebal ini dapat semakin optimal dalam menjaga kelancaran take off dan landing pesawat di periode sibuk seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini.
Kemampuan runway 2 juga meningkat di mana sekarang dapat melayani penerbangan maksimal hingga pesawat berbadan lebar (widebody) Boeing 777 – 300 Extended Range (ER) dengan kondisi penumpang penuh dan bahan bakar penuh (full load) serta dengan bobot terberat saat lepas landas (Maximum Take Off Weight/MTOW) adalah 351.535 kilogram.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, “Runway utara atau yang biasa disebut juga dengan runway 2 saat ini dipastikan lebih andal dalam melayani penerbangan khususnya di saat periode sibuk seperti Nataru. Selain itu, dengan rekomendasi yang dikeluarkan Kemenhub maka pesawat Boeing 777 – 300 ER dapat mengangkut penumpang dan bahan bakar penuh untuk terbang langsung ke Amsterdam atau London tanpa perlu lagi transit untuk mengisi bahan bakar.”
“Selain mendukung kelancaran penerbangan saat periode Nataru, hal ini tentunya juga dapat mendukung airline flag carrier Garuda Indonesia untuk semakin kompetitif dalam melayani penerbangan jarak jauh [long haul] secara langsung semisal ke Amsterdam dan London,” ujar Muhammad Awaluddin.
Adapun selain runway 2, Kemenhub juga memberikan rekomendasi yang sama untuk taxiway sisi utara sebagai jalur penghubung antara runway 2 dengan apron.
Fokus persiapan jelang Nataru
Peningkatan kemampuan runway 2 ini sejalan dengan fokus PT Angkasa Pura II untuk memastikan kesiapan dalam aspek infrastruktur dan fasilitas [Infrastructure & Facility Assurance] di Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjelang angkutan Nataru.
“Selain itu, kami juga memastikan ketersediaan dan kecukupan sumber daya manusia [People Sufficiency] dan penerapan kepatuhan protokol kesehatan di tengah pandemi serta pelaksanaan protokol operasional secara ketat [Protocol/SOP Obidience]. Kolaborasi erat dilakukan bersama stakeholder agar angkutan Nataru berjalan dengan lancar,” jelas Muhammad Awaluddin.
Adapun Bandara Soekarno-Hatta merupakan bandara pertama di Indonesia yang beroperasi dengan tiga runway sekaligus. Runway 1 dan 2 memiliki dimensi masing-masing 3.600 x 60 meter, sementara runway 3 berdimensi 3.000 x 60 meter.
Melalui tiga runway ini kapasitas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta dapat mencapai lebih dari 100 pergerakan penerbangan per jam.
Periode angkutan Nataru 2020/2021
Adapun 19 bandara PT Angkasa Pura II siap mendukung kelancaran angkutan Nataru dengan memastikan tiga hal bagi maskapai yaitu ketersediaan slot time penerbangan, memastikan alokasi penerbangan tambahan [extra flight] dan memastikan adanya perpanjangan jam operasional di bandara AP II jika dibutuhkan.
Perpanjangan jam operasional bandara juga dapat membagi penerbangan agar tidak terkonsentrasi di jam-jam tertentu sehingga physical distancing di bandara tetap terjaga.
Periode monitoring dan kesiapsiagaan lalu lintas penerbangan periode Nataru di bandara PT Angkasa Pura II sendiri dilakukan pada 18 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021.
Sepanjang periode tersebut (18 Desember 2020 – 4 Januari 2021) diperkirakan pergerakan penumpang di 19 bandara sekitar 1,77 juta penumpang dan penerbangan sebanyak 18.777 pergerakan pesawat.
Di seluruh bandara juga akan diaktifkan Posko Nataru guna meningkatkan 3C (Coordination, Communication, Collaboration) di antara stakeholder bandara. Posko Nataru memiliki fungus untuk memonitor operasional dan pelayanan bandara, termasuk terkait penerapan protol kesehatan.