PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idBBB+ dengan outlook stabil untuk MTN Tahun 2021 milik PT Pindad (Persero) senilai Rp 400 miliar. Pefindo menyebut, obligor dengan peringkat idBBB memiliki kemampuan yang memadai dibandingkan obligor lain untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.
“Walaupun demikian, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi,” terang Pefindo, Rabu (5/1).
Namun, peringkat dibatasi oleh ketergantungan Pindad yang cukup tinggi pada anggaran negara, sehingga rentan terhadap proses pengadaan pemerintah dan juga pemotongan anggaran, struktur permodalannya yang agresif dan perlindungan arus kas yang lemah, serta paparan pada fluktuasi harga bahan baku dan komponen.
“Kami dapat meningkatkan peringkat jika Pindad secara konsisten dapat meningkatkan indikator-indikator keuangan utama secara berkelanjutan,” terang Pefindo.
Menurut Pefindo, peringkat dapat diturunkan jika ada penurunan yang signifikan dalam hal dukungan pemerintah, baik melalui divestasi kepemilikan maupun pengurangan kontrak.
Peringkat juga bisa berada di bawah tekanan jika Ebitda turun secara signifikan di bawah target jika perusahaan menerapkan kebijakan keuangan yang lebih agresif, termasuk menambah utang yang lebih tinggi daripada yang diproyeksikan tanpa dikompensasi oleh pendapatan yang lebih tinggi.
Pefindo juga dapat menurunkan peringkat jika kondisi operasional yang tidak menguntungkan akibat pandemi terus berlangsung dan sangat mempengaruhi kinerja operasi seperti dalam pencapaian kontrak baru dan pengiriman tepat waktu dari kontrak yang ada.
Selain itu, perusahaan juga menunjukkan tanda-tanda memburuknya profil likuiditas yang ditunjukkan oleh pendapatan yang lebih rendah dari yang diharapkan atau kesulitan dalam mengakses pendanaan.
Pindad, awalnya didirikan pada tahun 1983, yang bertugas merancang dan memproduksi berbagai macam produk militer terutama untuk pemerintah dan juga dijual ke pemerintah asing. Produk utamanya termasuk munisi kaliber kecil, senapan serbu, dan kendaraan lapis baja.
Operasinya dibagi menjadi enam segmen bisnis utama: amunisi, senjata, kendaraan khusus, bahan peledak komersial, mesin industri, dan cor dan tempa. Lebih dari 70% pendapatannya selama lima tahun terakhir berasal dari layanan terkait industri pertahanan, sementara hanya 5% yang dihasilkan dari kontrak di luar negeri.
Sumber Kontan, edit koranbumn













