Profil risiko kredit PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk masih sangat terkendali. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA untuk emiten berkode saham BBRI tersebut dan Obligasi Berkelanjutan perseroan yang masih beredar.
Pefindo juga memberikan peringkat idAA untuk Obligasi Subordinasi III/2018 BBRI yang masih beredar. Obligasi Subordinasi tersebut memiliki peringkat dua tingkat di bawah peringkat korporasi BBRI. Hal ini memperhitungkan risiko dari instrumen utang yang akan dihapusbukukan dalam hal tidak layak, sebagaimana diatur dalam peraturan POJK No.11/POJK.03/2016.
“Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya lebih unggul dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya,” kata analis Pefindo Danan Dito dan Hasnalia Hanifa dalam keterangannya seperti dikutip Republika, Ahad (22/8).
Efek utang peringkat idAA sedikit berbeda dari utang dengan peringkat tertinggi. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya atas jaminan utang, relatif sangat kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya.
Peringkat tersebut mencerminkan dukungan terhadap BBRI yang sangat kuat terutama dari pemerintah. Selain itu, BBRI memiliki posisi bisnis yang unggul, permodalan yang sangat kuat, dan profil likuiditas yang kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi kualitas aset yang moderat akibat pandemi Covid-19.
Pefindo melihat, peringkat perusahaan BBRI berpotensi berada di bawah tekanan jika ada penurunan dukungan dari pemegang saham. Selain itu, kinerja bisnis atau keuangan yang memburuk secara signifikan juga dapat menekan peringkat BBRI.
Pefindo berpandangan, pandemi Covid-19 telah meningkatkan profil risiko industri perbankan secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan penurunan bisnis yang substansial di hampir semua sektor sehingga mengakibatkan permintaan pinjaman dan layanan perbankan lainnya menjadi lebih rendah.
Selain itu, perlambatan bisnis telah melemahkan kapasitas pembayaran peminjam. Ini juga menyebabkan penurunan kualitas aset, dan memberikan tekanan lebih lanjut pada indikator profitabilitas dan likuiditas bank.
“Namun, dampak Covid-19 terhadap profil kredit BBRI secara keseluruhan akan tetap terkendali,” kata Danan dan Hanifa.
Posisi bisnis BBRI yang unggul sebagai salah satu bank BUMN terkemuka juga harus diimbangi dengan eksposur ke sektor-sektor yang terkena dampak pandemi, seperti manufaktur, jasa bisnis, perdagangan, dan konstruksi.
BBRI adalah bank umum milik negara yang fokus pada pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Perusahaan ini memiliki 61.582 karyawan yang beroperasi di jaringan 9.182 outlet di seluruh Indonesia. Pada akhir Juni 2021, 56,75 persen saham BBRI dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan 43,25 persen dimiliki oleh publik.
Sumber Republika, edit koranbumn