PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo menetapkan peringkat idAAA untuk rencana penerbitan obligasi berkelanjutan VI 2021 dan peringkat idAAAsy untuk sukuk mudharabah berkelanjutan II 2021 dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF.
Analis Pefindo Kreshna Dwinanta Armand dan Hasnalia Hanifah menjelaskan bahwa pihaknya memberikan peringkat tertinggi bagi dua efek yang akan diterbitkan SMF. Selain itu, Pefindo pun menyematkan peringkat idAAA untuk korporasi dan medium term notes (MTN) perseroan, serta idAAAsy untuk sukuk SMF yang beredar.
Keduanya menilai peringkat SMF mencerminkan dukungan yang sangat kuat dari pemerintah, kualitas aset yang sangat baik, serta profil permodalan dan likuiditas yang sangat kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh pertumbuhan industri sekuritisasi kredit pemilikan rumah (KPR) yang lambat.
“Peringkat dapat diturunkan apabila ada penurunan material dari dukungan pemerintah. Pefindo melihat pandemi Covid-19 memberikan dampak yang terbatas pada sektor pembiayaan kepemilikan rumah, mempertimbangkan pentingnya peran perumahan untuk masyarakat pada umumnya dan tingginya backlog perumahan di Indonesia,” tulis Kreshna dan Hasnalia
Pefindo menilai bahwa dorongan pemerintah menempatkan perumahan rakyat sebagai salah satu sektor penting dalam kerangka pembangunan memberikan keberlanjutan jangka panjang di sektor tersebut. Level harga dan kebijakan underwriting yang terjaga secara historis dinilai membuat sektor properti terhindarkan dari penggelembungan yang signifikan sebelum pandemi.
Kreshna dan Hasnalia memperkirakan pandemi Covid-19 akan memiliki dampak yang terbatas pada profil kredit SMF, mempertimbangkan tingginya tingkat dukungan dari pemerintah, terutama dari sisi permodalan. Status perseroan yang beroperasi dengan misi khusus didukung oleh seperangkat peraturan, juga ketahanan dari portofolio pembiayaannya.
Portofolio pembiayaan SMF mayoritas berisi pembiayaan kepada bank-bank pemberi kredit kepemilikan rumah dengan klausul recourse yang membuat risiko pembayaran kembali dari debitur akhir terhadap perseroan menjadi sangat kecil. Pefindo melihat bahwa faktor-faktor tersebut dapat memberikan SMF kemampuan untuk menjaga profil kreditnya dalam masa penurunan ekonomi.
“Selain itu, kami juga melihat kebijakan underwriting yang kuat dan pemantauan yang ketat dari SMF dapat memberikan tambahan pengaman untuk menghadapi potensi volatilitas dalam profil bisnis dan finansialnya,” tulis Kreshna dan Hasnalia.
Sumber Bisnis, edit koranbumn