Grup holding BUMN ultra mikro, PT Pegadaian bakal melunasi obligasi jatuh tempo sebesar Rp1 triliun pada Oktober 2022 menggunakan skema pinjaman perbankan. Pegadaian juga tengah melihat kemungkinan penerbitan obligasi baru.
Berdasarkan data Pefindo, Senin (22/8/2022), PT Pegadaian memiliki obligasi berkelanjutan III Tahap I 2017 seri C yang akan jatuh tempo pada 3 Oktober 2022 senilai Rp1 triliun dengan kupon bunga 7,7 persen per tahun.
Direktur Keuangan Pegadaian Ferdian Timur Satyagraha menjelaskan pelunasan obligasi Pegadaian tempo pada Oktober 2022 sebesar Rp1 triliun direncanakan akan diambil dananya dari pinjaman perbankan.
“Sedangkan rencana penerbitan obligasi dan sukuk untuk 3 bulan ke depan masih belum ada. Namun demikian, kami masih melihat kondisi pasar obligasi dan sukuk, apabila memungkinkan untuk penerbitan karena suku bunga/nisbah yang baik maka kemungkinan obligasi dan sukuk akan diterbitkan,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (22/8/2022).
Adapun, Pegadaian pada 2022 telah melakukan penerbitan obligasi dan sukuk pada tahap I sebesar Rp4,02 triliun pada April 2022 dan Rp3 triliun pada Agustus 2022.
Penerbitan obligasi korporasi pada sisa tahun ini masih ramai kendati sentimen global masih kental. Dari sisi realisasi, penerbitan obligasi korporasi hingga pekan pertama Agustus mencapai Rp107,4 triliun dari 87 emiten sehingga melampaui realisasi setahun penuh pada 2021.
Pada 2021, realisasi penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp104,36 triliun dari 96 emiten.
Pasokan obligasi korporasi diperkirakan bertambah pada bulan ini dan berikutnya sejalan dengan nilai instrumen jatuh tempo. Berdasarkan data Pefindo, pada Agustus 2022, realisasi penerbitan obligasi korporasi Rp12,43 triliun. Kemudian, pada September 2022 mencapai Rp7,31 triliun dan Oktober 2022 dengan Rp10,36 triliun.
Sementara itu, dari sisi pasar surat utang menunjukkan pelemahan yang tercermin pada imbal hasil SUN acuan tenor 10 tahun. Imbal hasil obligasi pemerintah acuan itu kembali naik ke 7,2 persen dari sebelumnya yang sempat melandai ke bawah 7 persen akibat masuknya dana investor asing.
Meskipun demikian, obligasi korporasi masih memiliki peluang mendapatkan minat pasar di tengah gejolak obligasi pemerintah karena menawarkan imbal hasil yang lebih menarik dengan risiko yang terukur.
Hal itu membuka peluang bagi penerbitan baru obligasi korporasi yang berasal dari instrumen jatuh tempo. Sebagai gambaran, Agustus hingga Oktober 2022 terdapat obligasi jatuh tempo senilai Rp29 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn